Minum Es atau Air Hangat, Manakah Lebih Baik untuk Kesehatan Saat Buka Puasa?
Biasanya ada es kelapa muda di antara menu buka puasa karena dirasa menyegarkan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Biasanya di antara menu buka puasa di Bulan Ramadan, ada es kelapa muda, jus mangga, es kopi susu, hingga es doger. Semuanya serba es karena dirasa menyegarkan.
Banyak anggapan bahwa minum es tidak baik bagi tubuh dan pencernaan.
Padahal faktanya, rumor yang cukup populer itu tidak didasari penelitian medis yang pasti.
Tubuh manusia terdiri dari 60-70 persen cairan. Dengan cukup cairan, sel tubuh bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun ketika menjalankan ibadah puasa, tubuh kehilangan cairan tubuh.
Itu sebabnya asupan cairan perlu diperbanyak ketika sahur dan terutama buka puasa. Setidaknya tubuh memerlukan delapan gelas air per hari.
Baca: Gorengan Jadi Menu Favorit Buka Puasa, Bagaimana Meminimalisir Mudaratnya?
Baca: Mengatasi Bau Mulut Saat Jalani Ibadah Puasa
Mengonsumsi buah dan sayuran segar yang mengandung banyak air dan serat juga akan menjaga kebugaran tubuh saat puasa.
Kita juga tahu bahwa minuman seperti soda dan kopi sebaiknya dihindari saat buka puasa.
Pertanyaan selanjutnya adalah ketika berbuka puasa, mana yang lebih baik: air hangat atau air es?
Baca: Kolak Pisang Rempah-rempah ala Chef Bara Pattiradjawane, Dijamin Hangat dan Kaya Rasa
Rupanya, tidak selamanya air es adalah pilihan buruk dibandingkan dengan air hangat. Keduanya sama baiknya.
Kali ini, kita akan menggarisbawahi yang belum banyak diketahui orang: minum es baik bagi pencernaan. Contohnya:
- Mudah diserap
Tim spesialis kesehatan dari Columbia University menyatakan bahwa cairan yang masuk ke tubuh manusia tidak harus selalu bersuhu ruangan untuk bisa diserap dengan mudah.
Bahkan, American College of Sports Medicine’s Position Stand on Exercise and Fluid Replacement menyebut bahwa cairan yang masuk perlu lebih dingin dibandingkan dengan temperatur sekitar.
Air dingin lebih cepat menghilangkan dahaga ketimbang air hangat. Terlebih ketika usai berpuasa dan tidak mendapat asupan cairan selama kurang lebih 12 jam.
- Tidak membahayakan organ internal