Kepatuhan Minum Obat Sangat Diperlukan ODHA Jaga Imunitas Saat Pandemi Covid-19
Keterkaitan covid-19 dengan orang dengan HIV AIDS (ODHA) belum 100 persen terbukti. Namun, para ODHA harus waspada menjaga imunitas tubuhnya.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Unit Pelayanan Terpadu HIV Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Teguh Harjono Karjadi, SsPd, KAI menjelaskan di masa pandemi virus corona (covid-19) memamg imunitas tubuh sangat diperlukan.
Namun bagi penderita HIV yang mengalami penurunan imunitas, dr. Teguh mengimbau agar tetap tenang karena keterkaitan covid-19 dengan orang dengan HIV AIDS (ODHA) belum 100 persen terbukti.
"Penelitian HIV berta resiko penularan covid-19 terhadap ODHA belum terbukti apa yang diperkirakan. Tidak 100 persen tebukti," kata dr. Teguh saat Webinar Bincang Sehat Imunitas, Selasa (12/5/2020).
Khusus bagi ODHA yang memiliki penyakit penyerta seperti tuberkulosis yang kata dr. Teguh memang banyak diderita penderita HIV maka perlu meningkatkan kewaspadaan karena kondisi tubuh menjadi lebih lemah.
"Untuk ODHA yang pernah tuberkulosis dalam pengobatan tuberkulosis perlu hati-hati karena kalau tuberkulosis menyebakan kecacatan paru sehingga resiko terinfeksi covid besar," ucap dr. Teguh.
dr. Teguh juga mengingatkan saat ini ODHA diminta untuk minum obat yang rutin dan tepat waktu sesuai rujukan WHO kepatuhannya mencapai 95 persen.
Kepatuhan obat itu contohnya obat yang diminum 60 butir, 55 butir dimimum sesuai waktu berati tingkat kepatuhannya sudah mencapai 95 persen.
"Kalau ingin virus terteka dengan baik kita harus minum 95 persen dari jumlah obat dengan tepat waktu sehingga virus tidak terdeteksi," kata dr. Teguh.
Lalu jangan lupa untuk hidup bersih, menyetok obat minimal untuk satu bulan dan pastikan sudah suntik vaksin influenza dan pneumonia.
Tambahan dari Ketua Perhimpunan Dokter Peduli Aids Indonesia (PDPAI) Prof. Dr. dr. Sansuridjal Djauzi SpPD, KAI, orang dengan HIV dilarang merokok, konsumsi alkohol, dan hindari stres.
"Ternyata ada faktor psikologi juga yang akan mempengaruhi, kalau selalu sedih, depresi makan kita juga kalau kita hidup akan optimis, harus gembira, cari kepuasan dengan menolong orang lain, jangan mikir kesulitas terus," pungkas dr. Djauzi.