Terlalu Ketakutan Pilih Menu MPASI Bisa Sebabkan Kekurangan Gizi, Bagaimana Kalau Anak Alergi?
Saat anak sudah mulai makan yakni usianya sudah mencapai enam bulan orangtua mulai heboh memilih menu untuk makanan pendamping ASI (MPASI).
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Saat anak sudah mulai makan yakni usianya sudah mencapai enam bulan orangtua mulai heboh memilih menu untuk makanan pendamping ASI (MPASI).
Dokter Spesialis Anak dr. Miza Dito Afrizal SPA. B. Medsci. MKes mengingatkan orangtua untuk jangan takut mencoba sumber makanan apapun pada anak.
Kalau orangtua hanya memilih makanan yang itu-itu saja takutnya anak malah tidak mendapatkan asupan gizi yang beragam yang dibutuhkan tubuh.
"Ibu sekalian tidak perlu takut deh kasih makanan pendamping ASI (MPASI) kalau misalnya ibunya kebanyakan takut ini takut, itu takut, jadi akhirnya anak kekurangan gizi," ungkap dr. Miza saat talkshow online, Jumat (15/4/2020).
Biasanya orang tua takut memberikan protein hewani karena khawatir terjadi reaksi alergi pada anak seperti timbulnya merah-merah di bagian dan dan sekitar bibir.
Baca: MPASI Bergizi Bayi 7 Bulan, Yuk Buatkan Si Kecil Bubur Apel Pir yang Kaya Vitamin Ini
Baca: Keguguran Saat Wabah Covid-19, Jane Shalimar Rutin ke Dokter Hingga Jalani Rapid Tes, Ini Hasilnya
Dr. Miza menyarankan jika muncul reaksi alergi misalnya karena kepiting berhentikan dulu pemberian sekitar dua bulan sampai tanda-tanda alergi menghilang.
Kemudian setelah dua bulan coba lagi berikan kepiting kepada anak dan jika masih ada reaksi lakukan hal yang sama kembali.
"Misalnya anaknya alergi kepiting misalnya itu dikasih ke siapa yang di sini dua bulan lalu kita cobain lagi kepitingnya kalau misalnya ada lagi reaksinya, coba 2 bulan lagi, sampai tidak alergi lagi" tutur dr. Miza.
Dr. Miza menjelaskan tidak masalah pemberian di ulang karena biasanya reaksi alergi pada bayi akan menghilang dan hanya sedikit alergi pada anak yang bertahan hingga dewasa.
"Alergi sebagian besar itu memang akan hilang, hanya sebagian kecil alergi yang menetap sampai dewasa," ungkap dr. Miza.