Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Sebelum Ditemukan Obatnya, Ketua IDI Sebut Gejala dan Penanganan Covid-19 Sifatnya Dinamis

Virus corona (covid-19) masih menjadi permasalahan kesehatan yang dihadapi berbagai negara, termasuk Indonesia. Jumlah kasusnya masih terus bertambah.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
zoom-in Sebelum Ditemukan Obatnya, Ketua IDI Sebut Gejala dan Penanganan Covid-19 Sifatnya Dinamis
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Ketua Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Daeng M. Faqih saat ditemui di kantor pusat IDI, di Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus corona (covid-19) masih menjadi permasalahan kesehatan yang dihadapi berbagai negara, termasuk Indonesia. Jumlah kasusnya masih terus bertambah.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menjelaskan covid-19 ini merupakan virus baru sehingga para ahli dan pakar masih mempelajari detil virus yang pertama muncul di kota Wuhan, China akhir 2019 lalu.

Daeng menegaskan karena covid-19 baru cara penanganan mungkin saja berubah dan mungkin muncul penemuan baru tentang penularan virusnya.

"Para ahli dan pakar memang mempelajari dengan baik, mulai gejalanya cara penanganan sifatnya dinamis, bukan tidak konsisten atau berubah-ubah, tapi karena barang baru masih sedikit diketahui akan terjadi perkembangan," ucap Daeng saat webinar acara Betadine, Senin (1/6/2020).

Baca: Update Corona 1 Juni 2020 di Indonesia: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi dan Terendah

Daeng mencontohkan dari segi penularan, di awal perkembangan covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut penularannya hanya melalui droplet atau tangan yang terkontaminasi yang menyentuh bagian wajah.

Sementara itu seiring penelitian terbaru ada indikasi virus juga bisa menular melalui aerosol atau bisa bertahan di udara.

Berita Rekomendasi

"Akhir-akhir ini (penularan) berubah bisa disebabkan oleh airborne, baik airborne maupun airborne walaupun ada yang katakan tidak walau pun katanya tidak bertahan lama airborne," ungkap dr. Daeng.

Dari sisi pengobatan dokter Daeng menyebutkan tentunya bisa saja mengalami perubahan karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin pasti untuk covid-19.

"Dulu antivirusnya Avegan begitu Avegan muncul kabarnya sudah dibeli negara kita muncul remdesivir, lalu klorokuin dulu diminta pakai sekarang ditarik," kata Daeng.

"Memang begitu kondisinya karena secara evidence-based belum ditentukan obatnya, karena belum ditemukan tindakan paling bijaksana mencegah biar tidak tertular," pungkas Daeng.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas