8 Fakta Virus Ebola, Berasal dari Hewan Liar dan Menular dari Manusia ke Manusia
Berikut delapan fakta virus Ebola yang dikutip dari WHO.int, Ebola virus disease (EVD) sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Ebola
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Mulai dari manajemen kasus, praktik pencegahan dan pengendalian infeksi, pengawasan dan pelacakan kontak, layanan laboratorium yang baik, penguburan yang aman dan bermartabat serta mobilisasi sosial.
6. Vaksin Ebola sedang dalam pengembangan dan telah digunakan untuk membantu mengendalikan penyebaran wabah Ebola di Guinea dan di Republik Demokratik Kongo (DRC).
7. Perawatan suportif dini dengan rehidrasi, pengobatan simtomatik dapat meningkatkan kelangsungan hidup.
Tidak ada pengobatan berlisensi yang terbukti menetralkan virus.
Tetapi serangkaian terapi darah, imunologi dan obat sedang dikembangkan.
8. Wanita hamil dan menyusui yang terinfeksi Ebola harus ditawarkan perawatan suportif dini.
Demikian juga pencegahan vaksin dan pengobatan eksperimental harus ditawarkan dalam kondisi yang sama seperti untuk populasi yang tidak hamil.
Wabah 2014-2016 di Afrika Barat adalah wabah Ebola terbesar sejak virus pertama kali ditemukan pada tahun 1976.
Wabah dimulai di Guinea dan kemudian pindah melintasi perbatasan darat ke Sierra Leone dan Liberia.
Baca: WHO Laporkan 6 Wabah Ebola Baru di Kongo, Empat Meninggal, Dua Pasien Masih Dirawat
Baca: Selain Covid-19, Ini Daftar 10 Virus Berbahaya Lainnya dalam Sejarah, Ebola hingga Polio
Penularan
Diperkirakan inang virus Ebola berasal dari kelalawar buah keluarga Pteropodidae.
Ebola menjangkit ke populasi manusia melalui kontak dekat dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari hewan yang terinfeksi.
Seperti kelelawar buah, simpanse, gorila, monyet, kijang hutan atau landak yang ditemukan sakit atau mati atau di hutan hujan.
Ebola kemudian menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (melalui kulit yang rusak atau selaput lendir) dengan: