Kenali Bahaya yang Ditimbulkan dari Kandungan BPA pada Plastik dan Kaleng bagi Kesehatan
Sering muncul himbauan untuk tidak memanaskan makanan menggunakan wadah plastik yang mengandung BPA.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, istilah bahaya BPA atau bishpenol-A mungkin tidak asing di telinga kita.
Misalnya, bagi seorang ibu yang memiliki balita, pasti kerap menemukan klaim BPA Free atau bebas kandungan BPA dari suatu produk bayi.
Lantas, apa sebenarnya BPA itu? Mengapa ada klaim BPA Free?
Menurut penjelasan dari situs resmi Mayo, BPA digunakan untuk produksi plastik dan resin.
Zat kimia tersebut memiliki sifat beracun dan terindikasi dapat menyebabkan penyakit kanker.
Oleh karena itu, sering muncul himbauan untuk tidak memanaskan makanan menggunakan wadah plastik yang mengandung BPA.
Apabila hal itu terjadi, proses tersebut menyebabkan sejumlah zat kimia dari kemasan akan terlepas dan masuk ke dalam makanan.
Baca: Banjir Besar di Michigan Berisiko Lepaskan Senyawa Kimia dari Pabrik hingga Mengontaminasi Tanah
Dilansir dari Kompas.com, The National Institutes of Health, the European Food Safety Authority, dan WHO menyakini bahwa BPA tak selamanya berbahaya.
Namun, yang perlu digarisbawahi ialah BPA dalam kadar tertentu memang tak berpengaruh banyak terhadap kesehatan orang dewasa, tapi bisa menimbulkan masalah yang serius bagi anak-anak maupun bayi.
Untuk itu, sejak tahun 2012 FDA melarang penggunaan BPA pada wadah minum dan makan yang digunakan pada bayi.
Bahkan, di bulan Juli 2013, FDA melarang keras penggunaan BPA pada kemasan susu formula dan makanan bayi.
Sebab, di tahun-tahun awal pertumbuhan bayi, BPA ditakuti bisa mengganggu sistem hormon yang mengganggu kesehatan fisik, tumbuh kembang, bahkan berpotensi memicu sikap agresif maupun resah pada bayi.
Baca: Aturan New Normal di Mal dan Pasar Tradisional: Pakai Masker hingga Sarung Tangan Plastik
Berdasarkan situs khusus yang membahas BPA, kandungan BPA ini dapat ditemukan di beberapa benda yakni :
1. Kemasan plastik