Minum Air Berlebihan Picu Kerusakan Organ Ginjal
Kalau kegiatannya banyak seperti orang yang aktif berolahraga mungkin saja minumnya akan lebih dari dua liter sesuai dengan energi yang dikeluarkan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air atau mineral merupakan nutrisi wajib yang dibutuhkan tubuh untuk memastikan tubuh dalam keadaan sehat.
Seperti yang banyak diketahui orang dewasa disarankan untuk minum air putih dua liter per hari atau delapan gelas per hari guna memenuhi kebutuhan mineral harian.
Lalu bagaimana jika diminum berlebihan, apakah berbahaya bagi tubuh?
Health and Nutrition Science di Nutrifood Research Center, Rendy Dijaya Muliadi menjelaskan kebutuhan mineral pada tubuh juga disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan.
Kalau kegiatannya banyak seperti orang yang aktif berolahraga mungkin saja minumnya akan lebih dari dua liter sesuai dengan energi yang dikeluarkan.
Baca: Penanganan Covid-19 Pada Ibu Hamil, Selain Obat Fokus pada Pemenuhan Vitamin dan Mineral
Baca: Biji Mangga Mengandung Vitamin dan Mineral, Simak Manfaatnya Bagi Tubuh
Sementara itu, kalau aktivitasnya tidak banyak minum dua liter per hari sudah sangat cukup karena kalau berlebihan bisa membuat sistem kerja ginjal jadi berlebih.
"Kalau minum banyak padahal kita gak butuh dibilang kelebihan gak baik karena konsumsi air nanti akan difilter di ginjal nanti malah memperberat kerja, makin lama akan mengalami kerusakan," ucap Rendy saat webinar bersama Nutrifood, Selasa (23/6/2020).
Cara paling aman supaya tidak minum berlebih adalah sadari reaksi alami tubuh yaitu rasa kembung.
Kalau merasa kembung sebaiknya jangan paksakan minum air putih sebanyak-banyaknya
"Misal minum lebih dari dua liter ya sesuaikan aja kalau udah kembung cukup kalau mengikuti sensor itu kita gak akan kelebihan," kata Rendy.
Adapun detailnya mineral dapat menjaga suhu tubuh, mengatur konsentrasi, metabolisme, dan membantu meningkatkan performa olahraga.
Minum air yang cukup juga membantu menghindari dehidrasi yang bisa menurunkan kapasitas kerja fisik dari 20 sampai tiga persen, rasa sakit kepala, hingga kejang.