Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Benarkah Cabai Bisa Mengobati Stroke dan Kanker? Simak Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinis

Sampai saat ini penanganan stroke dan kanker dilakukan dengan mengendalikan faktor risiko seperti diabetes dan hipertensi.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Benarkah Cabai Bisa Mengobati Stroke dan Kanker? Simak Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinis
Kementan
Ilustrasi cabai 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada mitos yang beredar di masyarakat kalau cabai bisa mengobati stroke dan kanker, dua penyakit yang mendapat julukan silent killer.

Lalu benarkah secara medik cabai bisa mengobati kanker dan stroke?

Dokter Spesialis Gizi Klinis dr Imelda Goretti Sp.GK menjelaskan, cabai memang mengandung Vitamin C yang bagus untuk kesehatan tapi tidak bisa menjadi pengobatan utama untuk stroke dan kanker.

"Cabai mengandung Vitamin C tapi bukan mengobati si stroke atau jantungnya, yang utama tetap pengobatan medis," ucap dr Imelda saat live bersama RS Eka Hospital beberapa waktu lalu.

Dr Imelda menyebutkan sampai saat ini penanganan stroke dan kanker dilakukan dengan mengendalikan faktor risiko seperti diabetes dan hipertensi.

Baca: Wanita Ini Mengidap Kanker Kulit Ganas, Berawal dari Hidung Tersumbat hingga Hidungnya Harus Diambil

Kalau faktor risiko berhasil dikontrol maka stroke dan kanker diharapkan tidak semakin parah dan tidak menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya.

BERITA TERKAIT

"Pengobatan jantung dan stroke hanya bisa dikendalikan dengan mengendalikan faktor risikonya, diabetesnya, darah tingginya, itu yang kita kontrol," ungkap dr Imelda.

Dr Imelda juga mengimbau walaupun ada Vitamin C di dalam cabai, sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan apalagi kalau memiliki riwayat penyakit.

HARGA KEBUTUHAN POKOK - Pedagang menata cabai dagangannya di pasar Peunayong, Banda Aceh, Sabtu (11/7/2020). Pedagang mengaku harga kebutuhan pokok seperti cabai, bawang, kentang, dan wortel turun sebesar 10-40 persen selama Covid-19. (SERAMBI INDONESIA/HENDRI)
Ilustrasi. (SERAMBI INDONESIA/HENDRI) (SERAMBI INDONESIA/HENDRI)

Takutnya malah menimbulkan penyakit lainnya karena pedasnya rasa cabai khususnya masalah di saluran pencernaaan.

"Bukan makin banyak makan cabai nanti makin sembuh, yang ada bukan sembuh maka timbul penyakit lain," ujar dr Imelda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas