Pencegahan Stunting Bisa Melalui Nutrisi yang Tepat dan Pemantauan Pertumbuhan
Jika tidak ditangani, anak berisiko tidak mencapai potensi pertumbuhan optimal, serta membawa efek jangka panjang pada kesehatan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stunting, salah satu bentuk malnutrisi merupakan masalah sosial dan ekonomi yang terus berlanjut di Indonesia, di mana angka stunting adalah 27,67 persen atau sekitar 1 dari 4 anak dibawah usia lima tahun tidak tumbuh ideal.
Usia lima tahun pertama dianggap sebagai masa pertumbuhan kritis bagi setiap anak.
Jika tidak ditangani, anak berisiko tidak mencapai potensi pertumbuhan optimal, serta membawa efek jangka panjang pada kesehatan, performa di sekolah, dan di dunia kerja di masa depan.
Untuk membantu orangtua mengenali tanda-tanda kekurangan gizi dan menjaga pertumbuhan anak tetap pada jalurnya, Abbott meluncurkan Growthpedia - alat pengukur tinggi badan dan penyedia kiat gizi online yang difokuskan untuk mendukung orangtua dalam membantu anak tumbuh optimal.
Baca: Cegah Stunting, Kemensos Gandeng Tanoto Foundation
Baca: Pemerintah Targetkan Penurunan Angka Stunting di Indonesia Hingga 14 Persen Pada 2024
“Tanpa nutrisi yang tepat dan adekuat, pertumbuhan yang kurang baik atau bahkan terhambat dapat terjadi, yang menyebabkan penyakit dan masalah perkembangan kognitif yang memiliki konsekuensi serius di kemudian hari bagi anak-anak," kata Dr.dr. Conny Tanjung, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak bidang Nutrisi dan Metabolik di RS Pantai Indah Kapuk, Jumat (28/8/2020).
Dikatakannya, stunting dapat dicegah dengan pemberian nutrisi yang tepat dan pemantauan pertumbuhan yang ketat sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal.
Pertumbuhan linear yang terjadi pada lempeng pertumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain gen, hormon dan nutrisi” kata
Penting bagi orangtua dalam mempersiapkan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan optimal otak dan tulang, demi masa depan anak.
"Orang tua dapat memantau pertumbuhan anaknya dan memastikan bahwa nutrisi yang tepat dan adekuat didapatkan sejak dini untuk memaksimalkan potensi yang ada di masa depan,” ujar Dr. dr. Conny Tanjung, Sp.A (K) di Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Kunci untuk mengetahui adanya gejala malnutrisi secara dini adalah melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak secara teratur.
Sebuah survei baru-baru ini yang dilakukan kepada 1,221 orangtua di Indonesia mengungkapkan bahwa 56 persen responden tidak mengukur dan memantau tinggi badan anak mereka secara teratur.
Sepertiga orangtua tidak mengukur tinggi anak secara teratur karena faktor ketidaktersediaan instrumen pengukuran yang sesuai.
“Kurangnya pemahaman orangtua tentang bagaimana melakukan pengukuran tinggi badan anak, merupakan indikator untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dengan tinggi dan berat yang tepat, serta apakah anak mendapatkan nutrisi yang cukup,” kata Angelico Escobar, Head of Abbott Nutrition International (ANI).