Mengenal Anosmia, Gejala yang Kini Banyak Dialami Pasien Covid-19
Kehilangan kemampuan perasa disebut dysgeusia, dan hilangnya kemampuan penciuman ini disebut anosmia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demam, batuk kering, dan kelelahan merupakan gejala umum seseorang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.
Gejala lain yang juga kerap dirasakan banyak pasien Covid-19 adalah hilangnya kemampuan indera perasa (lidah) dan penciuman ( hidung).
Kehilangan kemampuan perasa disebut dysgeusia, dan hilangnya kemampuan penciuman ini disebut anosmia.
Mengutip ABC, 25 September 2020, American Academy of Otolaryngology Head and Neck Surgery melaporkan, bukti anektodal yang terkumpul dari situs-situs di seluruh dunia menunjukkan bahwa anosmia dan dysgeusia menjadi gejala signifikan Covid-19.
Pada kasus khusus, anosmia terjadi pada pasien positif Covid-19 tanpa gejala lainnya.
Di Italia, sebanyak 64 persen dari 202 pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan, juga mengalami anosmia.
Selain itu, The Royal College of Surgeons of England, melaporkan, sebagian besar pasien Covid-19 dari Korea Selatan, China, Jerman, dan Italia mengalami penurunan atau kehilangan kemampuan indera penciuman.
Baca: Gejala Virus Corona Terbaru, Kenali Apa Itu Anosmia, Berikut Ciri-ciri Terinfeksi Covid-19
Apa itu anosmia? Mengutip WebMD, anosmia berarti kehilangan total kemampuan indera penciuman.
Hilangnya kemampuan ini membuat makanan terasa berbeda, bahkan seseorang menjadi tidak dapat memposisikan diri saat dalam situasi berbahaya.
Baca: Jika Vaksin Belum Juga Diedarkan, WHO Peringatkan Kematian Akibat Corona Bisa Meningkat 200 Persen
Misalnya, tanpa kemampuan mendeteksi bau, maka tidak akan mampu mencium kebocoran gas, asap dari api, atau susu basi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dialami Banyak Pasien Covid-19, Apa Itu Anosmia?
Penulis : Retia Kartika Dewi