Produksi ASI Terhambat, Ketahui Penyebab dan Solusinya
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI menguatkan sistem imun bayi dan mencegahnya terserang dari penyakit.
Editor: Willem Jonata
TRIBNUNNEWS.COM - Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI menguatkan sistem imun bayi dan mencegahnya terserang dari penyakit.
Bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya memiliki resiko kecil terserang penyakit.
ASI eksklusif juga membantu perkembangan otak bayi. Menurut para ahli, asam lemak yang terkandung dalam air susu ibu berperan penting pada kecerdasan otak bayi.
Bayi yang mendapat asupan ASI akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.
Secara psikologis, memberikan ASI pada bayi bisa memperkuat hubungan ibu dan buah hati. Sebab, saat menyusui, ibu dan buah hati saling bertatapan, itu jadi semacam bentuk komunikasi.
Sementara bagi ibu menyusui, memberikan ASI pada bayi dapat membantu tubuh lebih cepat langsing.
Sebab kalori yang terpakai saat menyusui membantu mengurangi berat badan setelah melahirkan.
Baca: Bayi Lepas ASI Eksklusif Terlalu Dini Tingkatkan Risiko Stunting
Ibu menyesui juga menjadi lebih tenang karena stret berkurang, hal ini karena tubuh merangsang produksi hormon oksitosin yang membuat ibu merasa rileks.
Manfaat ASI bagi ibu menyusui ini banyak sekali. Maka tak heran jika kelancaran ASI begitu penting bagi seorang ibu.

Mereka akan merasa menjadi seorang ibu seutuhnya jika bisa menyusui buah hatinya. Namun, sering terjadi kendala seperti ASI yang tidak produktif.
Nah, proses keluarnya Air Susu Ibu (ASI) sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Menurut dokter spesialis anak dan konselor laktasi dr. Jeanne-Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC, seperti dilaporkan Kompas.com, unsur yang sangat berpengaruh dalam produksi ASI adalah hormonal yaitu prolaktin dan oksitosin.
Hormon prolaktin berperan dalam proses produksi ASI. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari, berada di dalam otak yang berpengaruh terhadap berbagai fungsi fisiologis tubuh.
Prosesnya, saat bayi menyusu, rangsangan sensorik akan dikirim ke otak, lalu direspon otak dengan mengeluarkan hormon prolaktin yang akan kembali menuju payudara melalui aliran darah serta merangsang sel-sel pembuat ASI untuk memproduksi ASI.