Gangguan Penciuman Orang Positif Covid-19 Lebih Khas, Dokter Spesialis THT Beri Penjelasan
Pandemi Covid 19 di Indonesia belum mencapai puncak, justru jumlah pasien positif terus bertambah. Maka perlu waspada dengan mengetahui gejala.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM – Pandemi Covid 19 di Indonesia belum mencapai puncak, justru jumlah pasien positif terus bertambah.
Oleh karenanya, perlu waspada dengan mengenali gejala awal penyakit ini.
Sebagian orang yang terjangkit covid-19 tidak mengalami gejala. Ada pula yang mengalami gejala ringan, sedang, hingga berat, bahkan hingga merengut nyawa.
Makanya, deteksi dini diperlukan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Diketahui gangguan penciuman jadi prediksi Covid-19 awal yang dianggap valid.
Bahkan bila dibandingkan dengan batuk, flu, polip, gangguan penciuman pada orang yang terjangkit covid-19 lebih khas karena sifat mendadak.
Baca: Jumlah Wilayah Zona Merah Covid-19 di Indonesia Turun
Seringkali setelah kehilangan penciuman, juga kehilangan pengecepan. Semua makanan yang masuk terasa hambar.
“Di beberapa studi menyebutkan kalau indera penciuman ada gangguan, kebanyakan Covid hanya di sel-sel hidung belum sampai ke sel-sel neuron. Tapi bisa juga si virus ini mengenai tenggorokan, lalu ke paru tergantung orangnya, yang paling rentan di mana,” kata dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan, dr. Sakina Umar, Sp.THT-KL saat talkhshow kesehatan Radio Sonora dengan tema Bagaimana Virus Covid 19 Menyerang Indera Penciuman, Selasa (6/10/2020).
Baca: Jumlah Wilayah Zona Merah Covid-19 di Indonesia Turun
Baca: Satgas Covid-19 Dorong Masyarakat Ikuti Tes Swab Secara Mandiri
Ia menjelasan, penularan Covid 19 melalui droplet atau percikan ludah. Droplet ini bisa saja mengenai bagian tubuh mana saja.
Terutama di daerah mukosa dan paling dominan di saluran pernafasan. Sejauh ini dari penelitin yang diadakan, virus paling banyak berkumpul hidung dan tenggorokan.
Hal inilah yang membuat mekanisme tes swab dianjurkan pangembilan di belakang hidung dan tenggorlakan.
Sebenarnya bisa juga diambil sampel dari paru, namun tentu lebih mudah pengambilan di hidung dan tenggorokan.
Dokter Sakina menyarankan ketika ada gangguan penciuman secara mendadak walaupun tidak demam, batuk, segera lakukan tes swab untuk memastikan apakah terkena infeksi Covid 19 atau tidak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.