Gangguan Penciuman Orang Positif Covid-19 Lebih Khas, Dokter Spesialis THT Beri Penjelasan
Pandemi Covid 19 di Indonesia belum mencapai puncak, justru jumlah pasien positif terus bertambah. Maka perlu waspada dengan mengetahui gejala.
Editor: Willem Jonata
Sebelum tes juga ada baiknya memposisikan diri sebagai pasien positif dengan melakukan isolasi mandiri.
Menurutnya, tes swab bisa dilakukan secepatnya begitu ada gangguan penciuman. Bila hasilnya negatif bisa juga diulang 3 hari kemudian untuk memastikan.
Bila hasilnya tetap negative bisa bernafas lega karena bukan terkena Covid 19, namun tetap dikonsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebab gangguan penciuman tersebut.
Dari hasil penelitian, gangguan penciuman, ditemukan sekitar 30-70 persen yang terinfeksi Covid 19.
Gangguan penciuman pada pasien positif Covid 19, biasanya dialami dalam hitungan hari, seminggu atau maksimal 30 hari.
“Ketika virus menduduki epitel hidung di bagian atas, akan sembuh lebih cepat. Hampir 90 persen sembuh dalam hitungan hari. Namun ketika mengenai sensori ke otak sembuh akan akan lebih lama. Sangat sedikit yang gangguan penciumannya bersifat permanen. Bila 3 bulan tanpa treatment, berusia lanjut, serta ada gangguan neurologic lainnya, gangguan penciuman biasanya permanen,” ujarnya lagi.
Gangguan perasa yang menyertai gangguan penciuman biasanya membuat makanan menjadi hambar.
”Pada pasien covid tidak merasakan asam pahit manis. Kalau disebabkan virus lain manis dan pahit masih bisa merasakan. Walaupun belum clear karena penelitian mengenai Covid 19 masih berlanjut terus,” kata dokter dari RS Siloam Kebon Jeruk ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.