Perempuan Lebih Mungkin Tertidur Usai Bercinta Dibanding Pria, Ini Faktor Pemicunya
Ungkapan bercinta adalah obat tidur alami sering digunakan untuk menangkap gagasan bercinta mungkin memiliki sifat penenan
Editor: Eko Sutriyanto
Demi menguji logika tersebut, para peneliti merekrut 316 sarjana dari kampus University Albany untuk mengikuti survei tentang rutinitas seksual.
Peneliti kemudian membagi peserta berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, antara lain, aktif melakukan kegiatan seksual dan cenderung bercinta di malam hari daripada pagi hari.
Akhirnya peneliti mendapatkan sampel penelitian dari 128 perempuan dan 98 laki-laki.
Mereka diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari tiga bagian.
Pertama, penggunaan kontrasepsi dan status hubungan.
Baca juga: Kenali Risiko Hubungan Seksual di Usia Dini, Rentan Terkena Penyakit dan Bisa Menetap Saat Dewasa
Kedua perilaku masturbasi dan ketiga, riwayat seksual.
Peneliti memiliki tiga pertanyaan utama yakni siapa yang biasanya tertidur setelah bercinta dengan cepat?
Lalu, seberapa sering peserta tertidur setelah mengalami orgasme? Kemudian, seberapa sering peserta tertidur setelah bercinta tanpa mengalami orgasme?
Jawaban dari pertanyaan tersebut menemukan, baik laki-laki maupun perempuan dilaporkan lebih cepat tertidur setelah orgasme usai bercinta.
Namun, dengan atau tanpa orgasme, perempuan dikatakan lebih mungkin tertidur lebih cepat sehabis bercinta dibanding pria.
Hal terpenting bagi hipotesis ini adalah temuan tidak ada perbedaan gender terkait sifat obat penenang orgasme ketika melakukan masturbasi.
Tapi apabila perempuan sedang menjalani inseminasi, mereka memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertidur setelah bercinta.
Ini memperkuat argumen cairan mani mengandung sifat seperti obat penenang.
Namun demikian, hasil penelitian ini masih terbatas. Sebab ukuran sampel relatif kecil dan datanya masih korelasional.