India Juga Hentikan Sementara Penerbangan dari Inggris, Cegah Penularan Varian Baru Corona
Menteri kesehatan India mengatakan pihak berwenang tetap waspada dan siap untuk menghadapi varian baru virus corona.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI – Otoritas India mengatakan pada Senin (21/12/2020), akan menghentikan sementara penerbangan dari Inggris hingga akhir tahun atas kekhawatiran akan penyebaran varian baru virus corona (Covid-19).
Larangan penerbangan akan mulai berlaku pada Rabu (23/12/2020).
“Semua penumpang yang tiba dari Inggris sebelum itu akan diuji pada saat kedatangan di bandara,” kata kementerian Perhubungan India di Twitter, Senin (21/12/220), seperti dilansir Reuters.
Sejumlah negara Eropa dan negara-negara lain telah menutup perjalanan dengan Inggris setelah Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan bahaya varian baru Covid-19 yang ditemukan di negaranya.
"Jika kami menerima informasi bahwa varian baru telah menyebar ke tempat lain, maka kami akan mempertimbangkannya," kata Menteri Perhubungan India Hardeep Singh Puri kepada mitra Reuters, ANI.
Baca juga: Arab Saudi Tutup Penerbangan Internasional, Termasuk Jalur Darat dan Laut
Menteri kesehatan India mengatakan pihak berwenang tetap waspada dan siap untuk menghadapi varian baru virus corona.
Karenanya ia menyerukan agar tidak perlu panik.
Baca juga: Penerbangan ke Arab Saudi Ditutup, Garuda Indonesia Bebaskan Biaya Reschedule
Negara ini telah mencatat jumlah kasus infeksi tertinggi kedua di dunia, melalpaui 10 juta kasus. Lebih dari 145.000 orang telah meninggal akibat Covid-19.
Pemerintah India juga mengatakan bersiap-siap untuk memvaksinasi warganya mulai bulan depan.
Saluran berita CNBC-TV18, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan pemerintah akan segera melakukan pemesanan untuk 50 juta dosis vaksin Oxford/AstraZeneca dengan produsen lokal Serum Institute of India (SII).
Juru bicara SII, produsen vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume, menolak komentar. Seorang juru bicara kementerian kesehatan federal India tidak segera menanggapi pertanyaan dari Reuters.(Reuters)