Takut Jarum Suntik, Padahal Pengin Ikut Vaksinasi Covid-19, Ketahui Cara Mengatasinya
Vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilakukan. Upaya itu dilakukan untuk mengakhiri pandemi.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilakukan. Upaya itu dilakukan untuk mengakhiri pandemi.
Meski vaksin menjadi jawaban atas kekhawatiran kita di masa pandemi ini, namun vaksinasi malah memunculkan ketakutan. Terutama bagi mereka yang takut jarum suntik.
Bagi sebagian orang, rasa takut tersebut bahkan sudah menjadi fobia, dikenal dengan istilah trypanophobia.
Rasa takut ini adalah hal nyata dan menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dialami sekitar 25 persen orang dewasa.
Baca juga: KSAL Prioritaskan Vaksinasi Covid-19 untuk Prajurit di Garda Terdepan dari Wisma Atlet Hingga KRI
Baca juga: Ariel Noah Mulai Merasa Pegal Setelah 6 Jam Disuntik Vaksin Covid-19
Sayangnya, vaksinasi harus tetap dijalani oleh orang-orang yang takut jarum suntik.
Sebab, semakin banyak orang yang enggan divaksin, maka kita akan kesulitan mencapai herd immunity (kekebalan komunitas).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menekankan bahwa sebagian besar populasi harus divaksin untuk melampaui target tersebut.
Apakah saya memiliki trypanophobia?
Kamu yang memiliki rasa takut terhadap jarum suntik mungkin punya pertanyaan seperti ini.
Trypanophobia sendiri diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan.
Kondisi ini bisa menjadi masalah untuk banyak prosedur media, termasuk vaksinasi, pengambilan darah dan anastesi (pembiusan).
Banyak literatur sudah membahas tentang fobia ini, namun beberapa teori mengaitkan fobia ini dengan insting bertahan yang membuat seseorang tidak mau tubuhnya ditusuk apapun.
Rasa takut juga bisa muncul karena ketidaktahuan tentang apa yang diinjeksikan ke dalam tubuh.
"Ada sesuatu yang tidak mereka (penderita trypanophobia) ketahui dimasukkan ke dalam tubuh, mereka merasa tidak bisa mengontrol itu," ungkap psikolog klinis sekaligus penulis "Family Fit: Find Tour Balance In Life", John Mayer, PhD kepada Health.