Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi, Ini Dampaknya pada Anak-anak, Jangan Anggap Sepele
Kekurangan zat besi khususnya pada anak memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang.
Editor: Willem Jonata
Ketika mencapai usia sekolah, anak-anak ini akan mengalami gangguan kinerja dalam tes bahasa, keterampilan motorik, dan koordinasi, setara dengan defisit 5 hingga 10 poin dalam IQ.
IQ (intelligence quotient) adalah salah satu ukuran standar mengukur kecerdasan kognitif yang erat kaitannya dengan kemampuan mengingat, memahami, menganalisa, dan memecahkan masalah.
Menurut skala Stanford-Binet, IQ normal dikisaran 85 - 115. Dibawah 70 sudah disebut keterbelakangan mental.
Di atas 135 cerdas tapi konon hanya 1 persen saja dari populasi dunia yang memiliki IQ diatas 135.
Bayangkan bila kekurangan zat besi, pada kasus yang ekstrim harusnya masuk kategori normal, IQ diangka 80, akibat turun 10 poin jadi masuk keterbelakangan mental.
Prof Fikawati mengatakan, konsentrasi belajar menurun adalah salah satu tanda dan gejala anak kekurangan zat besi.
Akhirnya performa belajarnya pun turun. Ia malas mengerjakan tugas dan PR.
Secara fisik, tambah bagian bawah mata anak pucat, sering pusing, kuku dan telapak tangan tampak pucat, serta mengalami gejala 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lalai).
"Kekurangan zat besi mengganggu performa intelektual dan performa kognitif, serta terlambatnya psikomotorik pada anak usia pra sekolah. Pada anak usia 6-16 tahun yang mengalami defisiensi besi memiliki nilai matematika dan membaca yang lebih rendah ketimbang anak yang normal," paparnya.
Pola Makan tidak seimbang
Penyebab kekurangan zat besi paling banyak disebabkan oleh pola makan tidak seimbang dan adanya gangguan proses penyerapan zat besi.
Prof Fikawati mengatakan, kekurangan mikronutrien sering disebut sebagai 'kelaparan tersembunyi' karena dampaknya tidak akan langsung terlihat.
Namun berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu. Padahal grafik pertumbuhan otak dan fisik mengalami peningkatan pesat.
Bila tidak bisa mengoptimalkan pertumbuhan itu, sel-sel otak tidak tumbuh optimal dan tidak bisa dikejar.