Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Apa Itu Autocannibalism? Kebiasaan Menggigit Kuku Termasuk Jenis Autocannibalism, Ini Penyebabnya

Kebiasaan menggigit kuku termasuk jenis Autocannibalism, berikut penjelasan mengenai Autocannibalism, beserta jenis, penyebab, hingga pengobatannya.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Apa Itu Autocannibalism? Kebiasaan Menggigit Kuku Termasuk Jenis Autocannibalism, Ini Penyebabnya
https://www.hypnotherapists.org.uk
Ilustrasi Gigit Kuku - Kebiasaan menggigit kuku termasuk jenis Autocannibalism, simak inilah penjelasan mengenai Autocannibalism, lengkap beserta jenis, penyebab, hingga pengobatannya. 

Pica dapat terjadi pada orang dewasa, anak-anak dan remaja.

Mereka yang menderita kelainan ini cenderung mendambakan es, kotoran, tanah, kapur, sabun, kertas, rambut, kain, wol, kerikil, deterjen, dll.

Baca juga: Sejauh Mana Peran Nutrisi Dalam Pengobatan Masalah Kesehatan Mental?

3. Onychophagia

Onychophagia diartikan sebagai keinginan atau dorongan yang tidak terkendali untuk memakan kuku dan tidak sama dengan menggigit kuku yang Anda lakukan dalam situasi cemas.

Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada kuku.

4. Trichophagia

Trichophagia juga disebut sebagai sindrom Rapunzel.

BERITA REKOMENDASI

Jenis ini ditandai dengan kebiasaan memakan rambut sendiri.

Hal tersebut dapat menyebabkan penyumbatan atau infeksi pada saluran pencernaan, karena rambut tidak dapat dicerna.

Lantas, apa gejala dan penyebab Autocannibalism?

ILUSTRASI kebiasaan menggigit kuku. Menggigit kuku merupakan satu dari kebiasaan sepele yang berisiko menjadi jalan masuk kuman ke dalam tubuh.
Ilustrasi kebiasaan menggigit kuku - Menggigit kuku merupakan satu dari kebiasaan sepele yang sangat berisiko. (goodhousekeeping.com)

Gejala Autocannibalism

Gejala Autocannibalism dapat berbeda-beda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguannya.


1. Kerusakan tubuh, seperti pendarahan, memar, jaringan parut, perubahan warna, kerusakan saraf dan infeksi.

2. Masalah gastrointestinal, seperti mual, sakit perut, sakit maag, darah di tinja dan penyumbatan atau kerusakan saluran GI.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas