Alpukat hingga Rebusan Air Ketumbar Jadi Obat Diabetes, Mitos atau Fakta?
Mitos yang beredar. Seperti jambu batu manis, alpukat dan rebusan air ketumbar yang kabarnya bisa mengobati diabetes. Mitos atau fakta?
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Diabetes mungkin menjadi penyakit yang lumrah terdengar di Indonesia. Jumlah penyintas diabetes di Indonesia juga tidak bisa dipandang sebelah mata.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Lenny Sp.PD-KEMD dalam acara Diabetes Club yang diadakan oleh Radio Elshinta.
Ia mengungkapkan jika pengidap diabetes berada diangka 7% dari jumlah populasi seluruh rakyat Indonesia.
Diabetes jika tetap dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi penyakit lain. Seperti jantung, stroke, ginjal, pengrusakan syaraf dan luka yang dapat berujung amputasi.
Oleh karena itu beragam upaya dilakukan penyintas agar gula darah dapat terkontrol dengan baik. Upaya itu biasanya dilakukan dengan cara mencari informasi perihal pengobatan.
Namun masih banyak informasi yang tidak jelas kebenarannya secara medis dan empiris.
Masih banyak hal yang simpang siur di lapangan seperti mitos atau obat alternatif.
Menanggapi hal ini dr. Lenny menyarankan untuk mencoba pengobatan yang sudah teruji secara klinis.
Obat-obatan modern telah melewati tahap penelitian sehingga teruji manfaat dan efek samping secara farmakologis.
"Bukan berarti saya melarang penggunaan obat tradisional. Obat-obat modern saat ini awalnya kan juga dari tumbuh-tumbuhan," katanya, Rabu (10/2/2021).
Selain itu dr. Lenny juga mengomentari mengenai mitos yang beredar. Seperti jambu batu manis, alpukat dan rebusan air ketumbar yang kabarnya bisa mengobati diabetes.
Menurutnya jambu batu tidak bisa mengobati diabetes karena manis. Buah-buahan yang manis justru dapat meningkatkan gula darah.
Sedangkan buah alpukat meski kurang manis tapi mengandung lemak.
Meski tidak separah nasi, lemak pada alpukat bisa menaikkan kadar gula juga.
Begitu pula dengan rebusan air ketumbar.
Oleh karena itu, dr. Lenny menyarankan untuk mencari informasi yang benar. Tentunya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan kekhawatiran terhadap penyintas diabetes.
--
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.