Bagaimana Mengetahui Respons Imun Tubuh Terhadap Covid-19 Bagi Penyintas dan Penerima Vaksin?
Anda penyintas Covid-19? Atau sudah menjalani vaksinasi covid-19 dan ingin memantau respons imun tubuh terhadap virus?
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
![Bagaimana Mengetahui Respons Imun Tubuh Terhadap Covid-19 Bagi Penyintas dan Penerima Vaksin?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-vaksin-4-pertanyaan-yang-belum-terjawab-mengenai-vaksin-pfizer.jpg)
Pantau Respons Imun Tubuh Terhadap Virus Penyebab Covid-19
TRIBUNNEWS.COM - Anda penyintas Covid-19? Atau sudah menjalani vaksinasi covid-19 dan ingin memantau respons imun tubuh terhadap virus?
Anda bisa menjalani pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif (Spike-Receptor Binding Domain/Spike-RBD) untuk mengukur titer antibodi terhadap virus COVID-19.
Dengan adanya pemeriksaan ini, seseorang dapat mengetahui dan memeriksa titer antibodi terhadap virus penyebab COVID-19.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty menjelaskan pemeriksaan ini berfungsi sebagai baseline kuantitatif antibodi terhadap SARS COV-2 untuk mengevaluasi respons imun individu terhadap virus SARS-CoV-2 sehingga memungkinkan dokter menilai perubahan relatif respons imun individu terhadap virus dari waktu ke waktu dalam bentuk numerik.
Baca juga: Cerita Jurnalis Usai Disuntik Vaksin Covid-19: Lapar, Ngantuk, Hingga Pegal
Pemeriksaan Anti-SARS-CoV-2 Kuantitatif merupakan pemeriksaan yang dapat mengukur titer antibodi atau antibodi penetral dalam tubuh seseorang terhadap virus penyebab COVID-19.
Pemeriksaan ini mampu mengevaluasi respons imun seseorang terhadap virus SARS-CoV-2 sehingga memungkinkan dokter menilai perubahan relatif respons imun terhadap virus dari waktu ke waktu.
Baca juga: Hasil Penelitian: Vaksin Pfizer Terbukti 94 Persen Efektif Cegah Covid-19 pada Semua Kelompok Usia
”Sejalan dengan komitmen kami untuk terus berkontribusi terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia, kami terus berupaya menyediakan pemeriksaan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat pada masa pandemi ini, salah satunya adalah pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif (Spike-Receptor Binding Domain/Spike-RBD) pada saat memasuki tahun vaksinasi COVID-19. Dengan adanya pemeriksaan ini, seseorang dapat mengetahui dan memeriksa titer antibodi terhadap virus penyebab COVID-19,” ujar Dewi dalam keterangannya.
![Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada tenaga pengajar dalam acara vaksinasi massal di SMA Negeri 70 Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2021). Sebanyak 600 orang guru, dosen, dan tenaga pendidikan mengikuti acara tersebut. Pemerintah memulai tahap vaksinasi Covid-19 untuk guru, tenaga pendidikan, dan dosen dengan target sebanyak 5.057.582 orang se-Indonesia. Tribunnews/Jeprima](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/vaksinasi-covid-19-untuk-tenaga-pendidikan_20210224_230230.jpg)
Titer antibodi yang diperiksa dalam pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif ini adalah antibodi terhadap protein khusus dari virus penyebab COVID-19, yaitu protein spike-RBD (Spike-Receptor Binding Domain).
Antibodi tersebut dapat terbentuk tidak hanya oleh vaksinasi, tetapi infeksi alami yang juga memicu tubuh membentuk antibodi.
Baca juga: Jangan Tunda Pemberian Dosis Kedua Vaksinasi Covid-19
Oleh karena itu, selain bermafaat untuk menilai efektivitas bagi pasien pasca vaksinasi COVID-19, pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk pemantauan pada seseorang yang pernah didiagnosis COVID-19 dan juga sebagai screening sebelum terapi plasma konvalesen untuk melihat seberapa besar titer antibodi yang dimiliki pendonor.
Lalu, apa bedanya dengan pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kualitatif atau yang lebih dikenal dengan serology test COVID-19?
Perbedaannya terletak pada target protein yang digunakan. Anti SARS-CoV- 2 Kualitatif atau serology test COVID-19 mendeteksi antibodi terhadap protein Nucleocapsid (N), sedangkan pemeriksaan Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif mendeteksi antibodi terhadap protein Spike- RBD.
Antibodi terhadap protein Spike-RBD ini lah yang diketahui memiliki daya netralisasi terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.