7 dari 10 Kematian di dunia Disebabkan Penyakit Tidak Menular, Bagaimana di Indonesia?
Melihat peningkatan prevalensi pada penyakit tidak menular ini, perlu adanya kerja sama seluruh stake holder.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit tidak menular atau non-communicable diseases (NCD) disebut menjadi penyebab 73 persen kematian di Indonesia.
Angka ini berdasar pada publikasi WHO dalam NCD's Progress Monitor 2020.
Direktur Standarisasi Obat NAPPZA Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Togi Junice Hutadjulu mengatakan tren penyakit ini mengalami peningkatan dari masa ke masa.
"Berdasar data epidemiologi, tren penyakit tidak menular mengalami peningkatan dari masa ke masa. Si mana WHO 2019 Global Health Estimates memperkirakan 7 dari 10 kematian di dunia, disebabkan oleh penyakit tidak menular," ujar Togi, dalam agenda virtual di Youtube BPOM RI, Kamis (18/3/2021).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 oleh badan Litbangkes juga menyatakan bahwa indikator penyakit tidak menular telah menunjukkan kenaikan dari sisi angka kejadian, dibandingkan dengan data Riskesdas sebelumnya di tahun 2013.
Baca juga: Kenali Penyakit Gigi dan Mulut pada Anak Berkebutuhan Khusus dan Cara Pencegahannya
Prevalensi penyakit seperti kanker, stroke, hingga hipertensi pun mengalami kenaikan.
"Beberapa contoh yaitu prevalensi kanker naik, dari 1,4 persen di tahun 2013 menjadi 1,8 persen di 2018. Begitu pula dengan prevalensi stroke, naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen," kata Togi.
Sementara itu penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen.
Lalu berdasarkan pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.
"Dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen," jelas Togi.
Melihat peningkatan prevalensi pada penyakit tidak menular ini, ia menegaskan perlunya kerja sama seluruh stake holder dalam upaya menekan laju peningkatan penyakit tersebut.
"Nah data tersebut merupakan peringatan bahwa diperlukan perhatian yang lebih besar dari berbagai pemangku kepentingan untuk dapat mengendalikan laju kenaikan Non-Communicable Diseases," pungkas Togi.