Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penderita TBC di Indonesia Bertambah Hingga 845.000 Orang

Semenjak pandemi Covid-19, pemerintah fokus pada program pencegahan dan penanganan dari paparan virus Corona ini.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Penderita TBC di Indonesia Bertambah Hingga 845.000 Orang
Humas Kemenkes
Ilustrasi Penderita Tuberculosis (TBC). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Semenjak pandemi Covid-19, pemerintah fokus pada program pencegahan dan penanganan dari paparan virus Corona ini.

Begitu pula pada masyarakat. Padahal masih ada penyakit lain yang perlu difokuskan kembali keberadaannya.

Seperti tuberkolosis atau TBC. Penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala yang dirasakan biazanya berupa batuk yang berlangsung lama.

Bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Kerap mengeluarkan dahak, dan terkadang mengeluarkan darah.

Kondisi paru terserang tuberculosis.
Kondisi paru terserang tuberculosis. (IST)

Kondisi pandemi Covid-19 turut menyulitkan pelacakan kasus TBC. Pasien penyakit kronis yang biasanya rutin kontrol ke rumah sakit. Namun menjadi takut lantaran khawatir terpapar oleh virus Corona.

Hal ini disebutkan oleh Manajer Program Tuberkolosis Nasional, dr Imran Pambudi, MPHM.

BERITA REKOMENDASI

Ia menyebutkan bahwa estimasi penderita TBC terdeteksi ada 845.000 kasus baru tiap tahun. Dan di antara angka tersebut, ada 24.000 yang mengalami resisten obat.

Resisten obat merupakan suatu kondisi yang terjadi bila kuman memiliki kemampuan membuat obat-obat menjadi tidak efektif lagi. Selain itu permasalahan timbul bukan hanya di saat masa pandemi.

Dimana banyak kasus TBC yang belum terlacak.

Pada tahun sebelumnya, penemuan kasus baru TBC di Indonesia tidak sampai 80%. 2019 kita sudah bisa 67% menemukan kasus tbc baru.

Namun pada tahun 2020 di masa pandemi awal, persentase tersebut turun hingga 40%.


Padahal menurut pemaparan Imran, antara Covid-19 dengam TBC, keduanya bersifat sama-sama mematikan. Oleh karenanya tidak boleh dipandang sebelah mata.

"Selama mereka tidak ditemukan, mereka tidak akan diobati. Tidak bisa diobati maka akan terus menularkan kepada orang lain. Itulah sebabnya Indonesia termasuk negara terhantam cukup keras selama pandemi," katanya pada live streaming yang diadakan oleh Klik Dokter dan Kementerian Kesehatan, Rabu (24/3/2021).

Menurut pemaparannya, situasi penyakit TBC Indonesia kembali pada posisi Indonesia saat 5 tahun yang lalu, 2016. Perlu usaha yang cukup keras dan sinergi setiap lini untuk mengejar target TBC eliminasi di Indonesia pada tahun 2030.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas