Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Saran Ahli Untuk Hindari Cedera Saat Olahraga

Grace melanjutkan, bila seseorang sudah berhenti olahraga, maka perlu menyadari bahwa tubuh harus melakukan penyesuaian.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Saran Ahli Untuk Hindari Cedera Saat Olahraga
Tribunnews/Irwan Rismawan
Ilustrasi Olahraga. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olahraga harus dilakukan secara benar agar kita tidak mengalami cedera.

Dr Grace Joselini Corlesa MMRS SpKO, spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengungkap ada dua faktor penyebab cedera saat olahraga.

Pertama faktor internal, yakni diri sendiri.

Kedua faktor eksternal, seperti lingkungan atau pakaian yang digunakan saat olahraga.

"Kalau mau olahraga pastikan fit yang utama, yang kedua goes slow artinya meskipun sudah pernah olahraga apalagi bagi pemula, setiap orang punya kapasitasnya masing-masing jadi harus dimulai dengan intensitas yang rendah, kemudian ditingkatkan secara bertahap," kata Grace Joselini dalam talkshow virtual bersama Sonora FM, Senin (10/5/2021).

Baca juga: Pembatasan Kegiatan Masyarakat Selama Deklarasi Darurat di Jepang, Soal Miras Hingga Olahraga

Grace melanjutkan, bila seseorang sudah berhenti olahraga, maka perlu menyadari bahwa tubuh harus melakukan penyesuaian.

BERITA REKOMENDASI

"Sadar diri dulu saja jangan langsung gaspol tiba-tiba cedera. Karena pada saat berhenti atau sudah lama tidak melakukan aktivitas atau olahraga kita harus menyadari ada penurunan kapasitas dari jantung, paru, nadi pasti udah mulai berubah," ungkap mantan puteri Indonesia asal Kaltim ini.

Menurut Grace, olahraga sangat disarankan.

Namun perlu diperhatikan kemampuan tubuh dalam berolahraga.

Baca juga: Mengajar Lebih dari Sekadar Olahraga: Courtside Connection Memberikan Harapan

Untuk mengetahui tubuh mampu menjalani olahraga dengan intensitas seperti apa, penggunaan smartwatch dapat membantu memantau denyut nadi.

Jika tidak memiliki talk test atau tes bicara dapat digunakan.


"Talk test ini gampang mengukurnya," ujar dokter timnas Indonesia saat Asian Games ini.

Pertama, kalau masih bisa menyanyi atau berbicara maka seseorang dapat melakukan olahraga.

"Kalau misalnya masih bisa ngobrol tapi sudah enggak bisa nyanyi itu, bisa olahraga namun dengan intensitas yang ringan" jelasnya.

Namun jika seseorang sudah ngos-ngosan saat diajak ngobrol, susah bernyanyi berarti kondisi tubuh sedang tidak fit sehingga belum dapat berolahraga.

"Yang susah mau ukur nadi nggak ada Smartwatch yang bisa menggunakan talk test," kata dia.

Dengan mengetahui kemampuan diri sebelum berolahraga maka dapat menghindarkan diri dari cedera.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas