Benarkah Batuk Jadi Gejala Alami Gagal Jantung? Begini Penjelasan Dokter
Beberapa informasi mengatakan jika baik dapat menjadi pertanda alami gagal jantung. Benarkah?
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Angka gagal jantung di Indonesia cukup besar. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada tahun 2018 angka gagal jantung berada di 1,5% dari seluruh penduduk indonesia.
Dengan kata lain ada sekitar 30.000 warga Indonesia yang alami gagal jantung.
Oleh karenanya penting untuk memahami gejala yang ditimbulkan sehingga dapat ditangani sedari dini.
eberapa informasi mengatakan jika baik dapat menjadi pertanda alami gagal jantung. Benarkah?
Menurut dr Nana Maya Suryana, SpJP-FIHA, hal itu bisa saja terjadi. Karena saat terjadi penurunan fungsi jantung, suplai nutrisi dan oksigen melalui darah terhambat.
Baca juga: Gejala Gagal Jantung Bisa Dilihat Secara Kasar Mata dari Kaki dan Perut, Waspada Jika Bengkak
Baca juga: Usia Harapan Hidup Pasien Gagal Jantung Lebih Rendah Dibandingkan Sebagian Besar Pasien Kanker
Ini menyebabkan cairan yang harusnya tersebar ke seluruh tubuh menjadi tidak optimal.
Terjadi pembengkakan pada paru-paru sehingga lebih sering alami batuk.
Terutama saat malam hari dalam kondisi berbaring. Cairan selalu mencari tempat paling rendah. Saat berbaring letak paru-paru lebih rendah.
"Hal ini yang membuat paru-paru pasien menjadi basah dan sebabkan batuk. Biasanya pasien lebih senang duduk atau saat tidur, bantal ditinggikan," ungkapnya dalam live streaming Radio Kesehatan, Selasa (11/5/2021).
Bagian paru- paru yang basah tidak sebanyak saat berbaring. Pasien merasa akan lebih nyaman saat duduk atau bagian bantal ditinggikan. Berbeda pada batuk pada umumnya yang bisa kapan saja, batuk jenis ini lebih dominan di malam hari.
Karenanya menurut dr Nana, saat pasien mengeluhkan batuk, dokter kerap menanyakan apakah pada malam hari sering bangun karena batuk atau tidak? Jika iya, maka patut dicurigai sebagai gagal jantung.