Pasca Hari Raya, Rumah Sakit Biasanya Penuh Pasien dengan Keluhan Ini
Biasanya makanan berat pada momen ini identik dengan kuah santan, sedangkan kue-kue yang melengkapi perayaan ini memiliki rasa yang manis.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
Perlu diketahui, pemerintah melalui gerakan memasyarakatkan pola hidup sehat (germas) menyebut istilah mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang sebagai 'isi piringku'.
Dosen Program Studi (Prodi) Gizi Universitas Indonesia, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, S.KM., M. K. M mengatakan bahwa panduan 'isi piringku' ini bisa digunakan kapanpun.
Termasuk saat menyesuaikan proporsi makanan yang hendak dikonsumsi pada momen Lebaran.
"Jadi memang kita punya panduaan ya di Indonesia, namanya 'isi piringku'. Itu bisa dipakai di momen kapanpun sebenarnya, mau pas ramadan, mau tidak ramadan, mau pas Lebaran atau event-event besar lain," ujar Wahyu, dalam virtual talk show bersama Tribunnews, Selasa (11/5/2021).
Ia kemudian menjelaskan panduan 'isi piringku' ini menekankan pada timbangan dan proporsi yang tepat antar kelompok bahan makanan yang hendak dikonsumsi.
"Ya jadi kalau kita makan satu piring dibagi dua, di sebelah itu berisi makanan pokok dengan lauk, kemudian di sebelahnya lagi berisi sayur dan buah. Jadi bisa dibilang sayur dan buah itu menempati sekitar setengah piring, kemudian setengahnya lagi makanan pokok dan lauk," jelas Wahyu.
Untuk proporsi makanan pokok pun besaran bidangnya harus lebih banyak dibandingkan dengan lauknya.
"Kan nanti diaplikasikan ya, kalau Lebaran mungkin makanan pokoknya ketupat, entah itu lontong, entah itu buras (bubur beras), ya mungkin beberapa tetap mengkonsumsi nasi ya," kata Wahyu.
Nah, yang perlu diperhatikan saat mengkonsumsi menu khas Lebaran ini adalah sayurannya.
Ia menyadari bahwa ketupat, lontong maupun buras yang dihidangkan sebagai makanan pokok saat hari raya biasanya disajikan dengan paduan sayur santan, bukan sayur bening.
Penggunaan santan pada sayur inilah, kata dia, yang harus menjadi perhatian agar tidak dikonsumsi secara berlebihan.
"Sayurnya, karena ketupat, lontong, buras biasanya lawannya ini sayur yang disantan ya, jarang yang sayur bening, nah ini yang perlu menjadi perhatian," papar Wahyu.
Menurutnya, banyak pula masyarakat yang memiliki persepsi bahwa sayuran bersantan bukan merupakan menu yang sehat.
Namun ia menegaskan bahwa boleh mengkonsumsi sayur bersantan saat Lebaran, namun disarankan untuk lebih memperbanyak konsumsi sayurannya dibandingkan kuah santannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.