Beda Nyeri Saat Menstruasi dengan Kondisi Endometriosis
Saat perempuan mengalami menstruasi, sering kali disertai rasa nyeri pada hari pertama maupun kedua. Yang perlu diwaspadai apabila ganggu aktivitas.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat perempuan mengalami menstruasi, sering kali disertai rasa nyeri pada hari pertama maupun kedua.
Yang perlu diwaspadai adalah jika rasa nyeri berlanjut hingga mengganggu aktivitas.
Karena ini bisa saja karena anda sedang menderita penyakit Endometriosis.
Lalu apa yang membedakan nyeri karena menstruasi dengan nyeri akibat Endometriosis ?
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Prof. Dr. dr. Budi Wiweko Sp.OG (K), MPH, mengatakan bahwa nyeri yang disebabkan penyakit ini dapat membuat perempuan yang mengalaminya merasakan nyeri sebelum hingga setelah masa menstruasi.
Sedangkan pada kondisi normal, menstruasi hanya menyebabkan rasa nyeri selama satu hingga dua hari.
"Tentu harus diingat bahwa setiap haid atau menstruasi itu, perempuan secara alami ataupun lumrah akan mengalami nyeri, hanya perbedaannya, kalau nyeri haid normal hanya terjadi satu hari saja atau paling lama dua hari," ujar Prof Budi, dalam webinar yang digelar Senin (14/6/2021).
Selain itu, Endometriosis dapat membuat penderita merasa tidak nyaman dalam beraktivitas karena rasa nyeri yang sangat hebat.
Baca juga: Sering Nyeri Saat Menstruasi? Anda Perlu Waspadai Penyakit Endometriosis
Pada beberapa kasus bahkan ada yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Kata kuncinya, tidak mengganggu aktivitas," kata dr. Budi Wiweko.
Ia menambahkan bahwa rasa nyeri akibat Endometriosis ini juga dapat dirasakan saat melakukan beberapa hal, termasuk ketika tengah berhubungan intim.
Baca juga: Edukasi Gangguan Menstruasi, Pahami Gejala dan Penyebabnya
"Sering kali, nyeri haid ditimbulkan dengan yang lainnya, itu nyeri saat berhubungan seksual, saat buang air kecil atau buang air besar," kata Prof Budi.
Perlu diketahui, Endometriosis merupakan kondisi saat jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim, tumbuh di luar rahim.
Jaringan itu disebut endometrium dan dapat tumbuh di indung telur, usus, saluran telur, vagina, atau di bagian akhir usus yang terhubung dengan bagian anus.
Biasanya, sebelum perempuan memasuki masa menstruasi, endometrium ini akan menebal sebagai tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi.
Endometrium ini akan keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi jika perempuan tidak sedang dalam kondisi hamil.
Lalu apa yang akan dialami seorang perempuan dengan kondisi Endometriosis ?
Jika anda mengalami Endometriosis, maka jaringan endometrium yang ada di luar rahim akan turut menebal, namun tidak dapat jatuh atau keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.
Kondisi inilah yang biasanya menimbulkan rasa nyeri luar biasa.
Pada beberapa kasus bahkan dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas) pada perempuan.
Endometriosis diketahui merupakan penyakit kronis progresif yang diderita oleh perempuan usia produktif dan memerlukan pengobatan jangka panjang serta komitmen tinggi pasien.
Oleh karena itu, untuk menyerukan pentingnya kepedulian terhadap kondisi Endometriosis, PT Ingin Anak (PTIA) pun menggandeng Bayer melakukan 'Kampanye ENDometriosis' yang ditujukan kepada Dokter, pasien maupun masyarakat.
Prof Budi menyampaikan bahwa penyakit ini dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman dalam beraktivitas akibat keluhan nyeri yang sangat parah.
"Penyakit Endometriosis dapat menyebabkan keluhan nyeri haid kronik, sehingga menghambat produktivitas perempuan dan bahkan mengganggu keharmonisan keluarga," jelas Prof Budi.
Menurutnya, studi tentang Endometriosis di berbagai negara menunjukan bahwa penderita penyakit ini cenderung terpaksa melakukan izin atau tidak masuk sekolah maupun bekerja akibat keluhan nyeri yang begitu hebat.
Data di Amerika Serikat (AS) pada 2002 lalu melaporkan adanya kerugian sebesar 22 milyar dolar AS per tahun karena keluhan nyeri serta 'kambuh' yang tinggi pada mereka yang mengalami Endometriosis.
Selain itu, Endometriosis juga disebut sebagai salah satu penyebab gangguan kesuburan yang paling sering terjadi pada pasangan yang belum memiliki keturunan.
Ia pun mengimbau kepada para perempuan untuk mewaspadai gejala Endometriosis ini saat mereka sedang mengalami menstruasi.
"Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda Endometriosis sejak dini merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan kasus endometriosis yang sangat kompleks," tegas Prof Budi.