11 Negara yang Campurkan 2 Vaksin Covid-19 Merek Berbeda, Indonesia Gunakan Moderna sebagai Booster
11 negara ini sudah memutuskan atau setidaknya mempertimbangkan untuk mix and match vaksin Covid-19 dari dua merek berbeda, termasuk Indonesia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Semakin banyak negara memutuskan untuk menggunakan merek vaksin Covid-19 yang berbeda untuk dosis kedua akibat keterlambatan ketersediaan maupun masalah keamanan, Reuters melaporkan.
Beberapa studi yang menguji efikasi pencampuran vaksin masih terus dilakukan.
Namun berdasarkan satu studi dari Oxford pada 28 Juni lalu, pencampuran dua dosis yang berbeda, yaitu Pfizer dan AstraZeneca, dapat menghasilkan antibodi yang lebih baik daripada dua dosis AstraZeneca saja.
Berdasarkan penelitian yang masih terbatas itu, 11 negara ini sudah memutuskan atau setidaknya mempertimbangkan untuk mix and match vaksin Covid-19 dari dua merek berbeda, termasuk Indonesia yang menggunakan Moderna sebagai booster setelah vaksin Sinovac.
Baca juga: Soal Pencampuran Vaksin Covid-19 dari 2 Merek Berbeda, Ini Kata WHO
Baca juga: 9 TANYA JAWAB Seputar Vaksin Moderna: Berapa Efikasinya dan Haruskah Ibu Hamil Divaksin?
1. Bahrain
Bahrain mengatakan pada tanggal 4 Juni bahwa kandidat yang memenuhi syarat dapat menerima suntikan booster Pfizer/BioNTech (PFE.N), atau vaksin Sinopharm, terlepas dari vaksin mana yang telah mereka ambil.
Booster adalah dosis ekstra (setelah dua dosis atau yang direkomendasikan) yang diberikan untuk mempertahankan perlindungan yang diberikan vaksin terhadap penyakit, menurut The Conversation.
Booster biasanya sama dengan dengan vaksin asli, atau bisa juga sedikit dimodifikasi untuk melawan varian baru.
2. Bhutan
Perdana Menteri Bhutan Lotay Tshering mengatakan pada 24 Juni bahwa ia merasa yakin mencampur dan mencocokkan dosis vaksin COVID-19 untuk mengimunisasi sekitar 700.000 orang di negara kecil Himalaya itu.
3. Kanada
Komite Penasihat Nasional untuk Imunisasi Kanada mengatakan pada 17 Juni bahwa badan kesehatan harus menawarkan merek vaksin yang berbeda kepada orang yang menerima vaksin AstraZeneca (AZN.L) pada dosis pertamanya.
Komite telah mengatakan awal bulan ini bahwa orang yang pertama kali disuntik dengan suntikan AstraZeneca dapat memilih untuk menerima vaksin yang berbeda untuk dosis kedua mereka.
4. China