Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Solusi Terkini Atasi Saraf Terjepit Tanpa Lakukan Operasi

Pada usia muda umumnya saraf terjepit disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Solusi Terkini Atasi Saraf Terjepit Tanpa Lakukan Operasi
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Hernia nukleus pulposus (HNP) atau dalam istilah awamnya saraf terjepit merupakan suatu kondisi yang diakibatkan menonjolnya bantalan tulang belakang sehingga menjepit saraf tulang belakang

HNP dapat terjadi pada semua ruas tulang belakang, tetapi yang paling sering terjadi yaitu pada segmen lumbal atau pinggang yang sebagian besar pada segmen L4-L5, L5-S1.               

Saraf terjepit juga bisa terjadi pada ruas leher C5-C6 atau C6-C7.  Saraf terjepit ini juga bisa mengenai segala usia, baik muda maupun tua.  

Pada usia muda umumnya disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang atau diskus intervertebrali.

Sedangkan pada usia tua disebabkan proses degenerasi, dan hilangnya elastisitas batalan tulang.  

Faktor risiko saraf terjepit ini cukup banyak, antara lain usia, cedera (baik jatuh akibat kecelakaan atau olahraga), aktivitas dan pekerjaan (duduk lama, mengangkat ataupun menarik beban yang berat, sering memutar punggung ataupun membungkuk, latihan fisik terlalu berat dan berlebihan, terpapar getaran yang konstan, olahraga berat, merokok, berat badan berlebihan, dan batuk dalam waktu yang lama.

Baca juga: Ferry Irawan Tidak Ada Pekerjaan Sakit Syaraf Terjepit Kambuh

Saraf terjepit ini dapat menimbulkan beragam gejala bergantung pada lokasi jepitan saraf itu terjadi.

BERITA REKOMENDASI

Namun pada umumnya dikatakan mengalami saraf kejepit apabila mengalami salah satu dari tiga gejala yakni komponen sensorik (rasa), misalnya kesemutan, kebas, baal yang terasa di tangan atau kaki.

Kemudian komponen motorik (gerakan), misalnya anggota gerak melemah dan komponen otonom, misalnya gangguan buang air kecil, dan buang air besar.

Nyeri akibat saraf terjepit dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya.

Biasanya saat nyeri ini sudah berlangsung lama, penderitanya mulai mencari solusi untuk mengatasi nyerinya.

“Kini dunia medis sudah berkembang semakin maju dengan adanya Interventional Pain Management (IPM) yang menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya,” papar Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP saat webinar bertema Solusi Terkini Saraf Terjepit Tanpa Operasi, dengan Kateter RACZ dan DiscFX yang diadakan Klinik Utama Dr Indrajana, Kamis (15/7/2021).


Dikatakannya, teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX.

Baca juga: Posisi Tidur yang Tepat Saat Menderita Penyakit Syaraf Terjepit

“Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter,” jelas Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS) ini lebih lanjut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas