Ini Penyebab Banyak Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman di Rumah
Lamanya perawatan untuk pasien positif Covid-19 tanpa gejala adalah 10 hari isolasi sejak terkonfirmasi positif.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri atau isoman terus bertambah setiap harinya.
Pasien tersebut meninggal meskipun tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta).
Hal ini memunculkan pertanyaan publik terkait efektivitas perawatan sendiri di rumah, khususnya pada Orang Tanpa Gejala (OTG) dan pasien gejala ringan.
Banyak yang khawatir, penanganan yang dilakukan tidak tepat sehingga berakibat menghilangkan nyawa pasien.
Dokter Daeng M Faqih, SH, MH, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, pasien meninggal saat isoman umumnya disebabkan gejala pemburukan yang tidak mendapatkan pertolongan.
Kondisi tersebut menyebabkan kenaikan gradasi keparahan infeksi sehingga seharusnya mendapatkan perawatan lebih. Ia menguraikan, gradasi pasien Covid-19 terdiri dari lima tahapan yakni OTG, ringan, sedang, berat dan kritis.
Baca juga: Angka Kematian Pasien Isoman dan di Luar Faskes Diduga Lebih Tinggi dari yang Tercatat
Ketika mengalami pemburukan, pasien isoman otomatis naik menjadi level sedang dan harus dibawa ke rumah sakit.
"Mungkin memang agak berat faktanya, tapi kasus isoman meninggal itu karena seharusnya dibawa ke rumah sakit, bukan lagi isoman," jelasnya dalam diskusi media bertajuk Dukungan Good Doctor untuk Program Vaksinasi Nasional dan Penanganan COVID-19 di Indonesia secara virtual pada Kamis (22/07/2021).
Daeng mengatakan, seringkali keluarga tidak memahami gentingnya kondisi pasien isoman sehingga terlambat memberikan penanganan.
Hal yang cukup krusial untuk diperhatikan, tambahnya, adalah kadar saturasi oksigen pasien.
Oleh karena itu, ia mengatakan penting sekali bagi pasien isoman untuk selalu terhubung dengan dokter atau ahli kesehatan setempat, termasuk melalui layanan telemedisin.
Tujuannya agar tetap mendapatkan pendampingan dan menghindarkan diri dari gejala yang lebih berat. Pastikan untuk terus memantau kondisi pasien dan melaporkannya untuk mendapatkan arahan yang tepat dalam menanganinya.
2.313 Pasien Isoman Wafat
Berdasarkan data LaporCovid-19, sebanyak 2.313 pasien kasus corona meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Data ini dihimpun dari 16 provinsi dan 78 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Nyawa mereka tak tertolong karena rumah sakit penuh.
Hal tersebut diperparah dengan minimnya tim kesehatan yang memantau para pasien tersebut.
"Angka 2.313 ini adalah sumbangsih dari rekap LaporCovid-19, kemudian dari CISDI," kata Data Analyst LaporCovid-19 Said Fariz Hibban dalam konferensi pers daring di kanal Youtube LaporCovid19, Kamis (22/7/2021).
Berdasarkan data tersebut, provinsi yang paling besar menyumbang angka kematian pasien isoman adalah DKI Jakarta.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Kembali Melonjak Hampir 50 Ribu
Tercatat di DKI Jakarta hingga 22 Juli 2021, sebanyak 1.214 orang meninggal dunia di luar rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
Rincian data korban per kota administrasi, yaitu Kota Jakarta Timur 403 orang, Kota Jakarta Selatan 289 orang, Kota Jakarta Utara 204 orang, Kota Jakarta Pusat 162 orang, dan Kota Jakarta Barat 156 orang.
"Yang sudah di atas 100 itu lagi - lagi di DKI Jakarta, 5 kota sudah di atas 100. Sisanya masih terus berkembang dan kita masih mencari," kata Hibban.
Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Kembali Melonjak
Kasus harian Covid-19 di Indonesia pada hari ini kembali melonjak.
Tercatat per Kamis 22 Juli 2021, terdapat penambahan 49.509 orang terkonfirmasi positif.
Penambahan itu membuat total kasus Covid-19 di Indonesia tembus 3 juta kasus atau 3.033.339.
Sementara itu, jumlah pasien sembuh bertambah 36.370 orang, sehingga jumlahnya menjadi 2.392.923.
Untuk kasus pasien Covid-19 meninggal dunia kembali mencetak rekor pada hari ini, yakni menembus 1.449 pasien.
Baca juga: 8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba, Pemerintah Target 2 Juta Vaksinasi per Hari Bulan Depan
Dengan demikian, jumlah pasien yang meninggal dunia sampai hari ini sudah mencapai 79.032 orang.
Cara Isolasi Mandiri di Rumah Jika Positif Covid-19
Berikut ini cara isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19.
Seseorang yang terpapar Covid-19 akan mengalami beberapa gejala, mulai dari gejala ringan hingga berat.
Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang yang terpapar tidak merasakan gejala apapun.
Jika Anda merasakan gejala ringan Covid-19 ataupun tidak bergejala, maka dianjurkan melakukan isolasi mandiri di rumah.
Dalam Buku Panduan Isolasi Mandiri dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) dijelaskan bahwa seseorang yang terpapar Covid-19 dikatakan tanpa gejala jika frekuensi napas 12-20 per menit dengan tingkat saturasi oksigen lebih dari 95 persen.
Baca juga: Cara Daftar Vaksin Covid-19 Secara Online, Akses vaksin.loket.com
Baca juga: 6 Alat Kesehatan yang Perlu Dimiliki di Rumah saat Pandemi Covid-19, dari Termometer hingga Oximeter
Adapun tingkat saturasi oksigen seseorang dapat diketahui menggunakan oksimeter.
Karena itu, pasien yang menjalani isolasi mandiri perlu menyediakan oksimeter dan termometer untuk mengukur suhu tubuh dengan frekuensi pengecekan dua kali sehari, setiap pagi dan malam.
Cara Isolasi Mandiri di Rumah
Berikut ini sejumlah panduan isolasi mandiri yang dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):
1. Selalu memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang ditentukan.
2. Jika sakit (ada gejala demam, flu, dan batuk), maka tetap di rumah.
Jangan pergi bekerja, sekolah, ke pasar atau ke ruang publik untuk mencegah penularan masyarakat.
3. Manfaatkan fasilitas telemidicine atau sosial media kesehatan dan hindari transportasi publik.
Beritahu dokter dan perawat tentang keluhan dan gejala, serta riwayat bekerja ke daerah terjangkit atau kontak dengan pasien Covid-19.
4. Selama di rumah, bisa bekerja di rumah.
Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya dan jaga jarak 1 meter dari anggota keluarga.
5. Tentukan pengecekan suhu harian, amati batuk, dan sesak napas. Hindari pemakaian bersama peralatan makan, peralatan mandi, dan tempat tidur.
6. Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makanan bergizi, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, dan lakukan etika batuk dan bersin.
7. Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan disinfektan.
Selalu berada di ruangan terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi (antara 15-30 menit).
8. Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit berlanjut seperti sesak napas dan demam tinggi, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Adapun gejala ringan pasien Covid-19 sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Demam
- Batuk, umumnya batuk kering ringan
- Fatigue/kelelahan ringan
- Anoreksia
- Kehilangan indera penciuman/anosmia
- Kehilangan indra pengecapan/ageusia
- Mialgia dan nyeri tulang
- Mual, muntah, nyeri perut
- Diare
- Konjungtivis (radang atau iritasi mata)
- Kemerahan pada kulit/perubahan warna pada jari-jari kaki
- Frekuensi napas 12-20 kali per menit
- Saturasi lebih dari 95 persen.
Syarat Isolasi Mandiri
Berikut syarat dan alat yang perlu disiapkan untuk Isoman, dikutip dari Buku Panduan Isolasi Mandiri oleh Papdi :
1. Tidak bergejala/asimptomatik;
2. Gejala ringan;
3. Lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik.
Alat yang Perlu Disediakan di Rumah
1. Termometer (alat pengukur suhu).
2. Oxymeter (alat pengukur saturasi oksigen).
Kegiatan Harian saat Isolasi Mandiri
1. Buka jendela kamar untuk cahaya masuk dan sirkulasi udara.
2. Berjemur matahari selama 10-15 menit, antara pukul 10.00-13.00 waktu setempat.
3. Rutin cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
4. Olahraga rutin selama 3-5 kali seminggu.
5. Makan bergizi seimbang 3 kali sehari secara terpisah dengan keluarga.
6. Pisahkan cucian kotor dengan pakaian kotor keluarga lainnya.
7. Bersihkan kamar setiap hari, gunakan APD (minimal masker).
8. Cuci alat makan sendiri setelah selesai digunakan.
9. Periksa suhu tubuh dan saturasi oksigen setiap pagi dan malam.
10. Tidur di kamar pribadi yang terpisah dengan anggota keluarga lain.
Anda dapat mengonsumsi vitamin C, D, Zn atau sesuai anjuran dokter.
Kemudian, hubungi pelayanan kesehatan terdekat untuk bimbingan pemantauan mandiri.
Lamanya perawatan untuk pasien positif Covid-19 tanpa gejala adalah 10 hari isolasi sejak terkonfirmasi positif.
Sementara untuk pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan adalah 10 hari isolasi sejak timbul gejala, minimal 3 hari bebas gejala.
Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com/Tribun Jakarta
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.