Ibu Hamil Wajib Jaga Kebutuhan Hidrasi Tubuh, Ahli Beri Penjelasan Soal Itu
Ibu hamil membutuhkan cairan ekstra dikarenakan perubahan kondisi fisiologis dan pertumbuhan janin.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Minum air punya segudang manfaat. Bukan hanya mencegah dehidrasi, tapi juga menjaga kesehatan dan stamina.
Ibu hamil juga perlu memenuhi kebutuhan minum air untuk mencegah risiko yang tak diinginkan.
Namun, faktanya dua dari lima ibu hamil di Indonesia tercatat belum tercukupi kebutuhan minum hariannya.
Data ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan hidrasi atau air minum bagi Ibu di masa kehamilan masih seringkali terlupakan.
Padahal menjaga asupan nutrisi selama kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas generasi mendatang dan mencegah berbagai risiko yang dapat terjadi terhadap kehamilannya.
Demikian pendapat Guru Besar FEMA IPB University, Prof. Dr. Hardinsyah MS pada Webinar Pergizi Pangan Seri 57 dengan tema “Pentingkah Pemenuhan Asupan Air Selama Kehamilan?” yang diselenggarakan secara virtual 11 Agustus 2021.
Menurut dia, perhatian nasional dan internasional terhadap kebijakan dan program gizi dan kesehatan ibu hamil semakin hari semakin meningkat, dalam rangka meningkatkan kualitas generasi mendatang yang lebih sehat, cerdas, dan produktif.
Baca juga: Manfaat Polyherbal untuk Terapi Adjuvant pada Pasien Gagal Ginjal
Baca juga: Ketahui Efek Mandi Pakai Sabun Mengandung Sea Mineral
Baca juga: Risiko Tinggi Tertular Varian Delta, CDC AS Minta Ibu Hamil untuk Divaksinasi
"Oleh karena itu, berbagai upaya meningkatkan status gizi dan derajat kesehatan ibu hamil dengan mencegah terjadinya masalah gizi yang dapat terjadi seperti anemia, defisiensi gizi mikro, kurang energi kronik, ataupun kekurangan asupan hidrasi merupakan investasi yang penting,” jelas Prof. Hardinsyah.
Ahli Penyakit Ginjal dan Hipertensi Siloam Hospital Tangerang, Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar SpPD KGH menjelaskan, pada awal kehamilan terjadi penurunan osmolalitas plasma yang mengakibatkan penurunan rasa haus dan sekresi hormon antidiuretik.
Di sisi lain, lanjut dia, berdasarkan studi mengenai keseimbangan cairan pada kehamilan, menunjukkan ibu hamil membutuhkan cairan ekstra dikarenakan perubahan kondisi fisiologis dan pertumbuhan janin.
"Kebutuhan cairan akan sangat tergantung pada asupan energi, yaitu sebesar 1-1,5 mL cairan untuk setiap kilokalori asupan energi. Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan energi rata-rata 300 kkal/hari, oleh karena itu ibu hamil setidaknya memerlukan tambahan asupan air hingga 40% pada trimester kedua dan ketiga masa kehamilan,” terangnya.
Baca juga: CDC Amerika: Vaksin Covid-19 Aman Untuk Ibu Hamil dan Menyusui
“Kurangnya konsumsi air selama masa kehamilan dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan karena mempengaruhi pencernaan, penyerapan, metabolisme, dan suhu tubuh. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa perbaikan status hidrasi ibu hamil turut mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Status kecukupan hidrasi juga akan berpengaruh pada volume cairan amnion atau ketuban yang akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya dan mencegah terjadinya oligohidramnion”, tambah Prof Parlindungan.
Terkait hal ini, Ahli Obstetri dan Ginekologi FK UI dan RSCM Jakarta, Prof. Dr. dr. Budi Imam Santoso SpOG (K) menyatakan bahwa oligohidramnion merupakan kondisi berkurangnya cairan amnion atau ketuban.
Pada kondisi oligohidramnion, secara kuantitatif, volume cairan amnion atau cairan ketuban yang dimiliki oleh ibu tersebut kurang dari 500 mL atau memiliki angka ICA (Indeks Cairan Amnion) kurang dari 5 cm.