Waspadai Katarak: Ketahui Faktor Risiko, Gejala, serta Penanganannya
Katarak bisa mengganggu penglihatan dan membuat penderitanya merasa seperti melihat jendela berkabut sehingga pandangan tidak jelas.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Katarak bisa mengganggu penglihatan dan membuat penderitanya merasa seperti melihat jendela berkabut sehingga pandangan tidak jelas.
Kondisi tersebut dapat mengganggu aktivitas penderitanya. Misal sulit menyetir, sulit membaca, serta melakukan aktivitas lainnya.
Apabila tidak ditangani dengan cepat, penyakit Katarak dapat mengakibatkan kebutaan.
Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado, dr Samuel Malingkas Sp.M (K), menjelaskan kebutaan karena katarak masih memegang angka tertinggi.
Melalui data dari Kementerian Kesehatan tahun 2014, penderita kebutaan mencapai 2,2 persen dari total populasi, pravelensi terbesar pada masyarakat di atas usia 65 tahun.
Baca juga: Lebih Banyak Aktivitas di Luar Rumah Bisa Picu Katarak, Kok Bisa? Ini Penjelasan Dokter Mata
Baca juga: Penderita Rabun Jauh Meningkat di Masa Pandemi
"Apabila kondisi pada mata katarak ini dibiarkan tanpa penanganan medis dapat berakibat kebutaan," ungkap Samuel Malingkas.
Dijelaskan melalui edukasinya yang secara berkelanjutan dilakukan manajemen Siloam Hospitals Manado, faktor risiko katarak disebabkan beberapa hal, yaitu :
- Bertambahnya usia (penuaan)
- Paparan sinar ultra violet
- Adanya faktor penyakit, antara lain diabetes dan hipertensi
- Terpapar radiasi sinar X dan kemungkinan trauma pada mata.
Kemudian, yang juga perlu diketahui adalah tanda atau gejala katarak yang wajib diwaspadai, antara lain:
- Penglihatan kabur seperti berkabut atau redup
- Meningkatnya kesulitan dengan penglihatan di malam hari
- Sensitivitas terhadap cahaya dan silau
- Perlu penerangan yang lebih terang untuk membaca dan aktivitas lainnya
- Melihat "lingkaran cahaya" di sekitar lampu
- Sering mengganti ukuran kacamata atau lensa kontak
- Warna di sekitar terlihat memudar atau menguning
- Penglihatan ganda dalam satu mata
Pada awalnya, kekeruhan dalam penglihatan yang disebabkan oleh katarak mungkin hanya memengaruhi sebagian kecil lensa mata dan penderitanya mungkin tidak menyadari adanya kehilangan penglihatan.
Umumnya penanganan katarak dilakukan melalui operasi. dr. Samuel Malingkas, Sp.M (K) menjelaskan, operasi katarak dapat dilakukan dengan beberapa teknik operasi, yaitu :
- Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
- Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE),
- SICS (Small Incision Cataract Surgery), dan
- Teknik Fakoemulsifikasi (Phaco Emulsification).
"Operasi katarak melalui teknik Fakoemulsifikasi merupakan pilihan terbaik saat ini yang hanya membutuhkan luka sayatan kecil dan proses penyembuhan yang relatif singkat, pun Siloam Hospitals Manado telah memiliki layananan bedah katarak Teknik Fakoemulsifikasi ini," ungkap dr Samuel secara langsung melalui aplikasi YouTube Siloam Hospitals Manado, Rabu, (25/08/2021).
Dokter Samuel Malingkas yang juga adalah Konsultan Infeksi Imunologi dari Rumah Sakit Siloam Manado itu melanjutkan, teknik Fakoemulsifikasi memiliki banyak banyak keuntungan atau keunggulan.
Di antaranya, fungsi penglihatan menjadi lebih baik, keadaan refraksi stabil, berkurangnya reaksi peradangan pasca operasi, mengurangi pembengkakan kornea mata.
Baca juga: Penggunaan Gadget Lebih Sering di Masa Pandemi, Bagaimana Cegah Rabun Jauh Pada Anak?
Kemudian, lanjut dia, mengurangi terjadinya katarak sekunder pada kapsul lensa, luka operasi kecil bahkan tersamar tidak terlihat.
"Namun operasi katarak melalui Fakoemulsifikasi ini memiliki tantangan tersendiri yang harus dipersiapkan pasien dan keluarga. Contohnya biaya yang masih cukup tinggi karena memerlukan tehnik operasi khusus, menggunakan lensa implantasi yang dilipat. Pun ada resiko terjadinya ruptur kapsul lensa pada katarak yang keras atau densitas," tutur Samuel.

Menurutnya, melakukan konsultasi pada dokter mata sebelum menetapkan keputusan operasi katarak adalah hal ideal.
Dijelaskan Samuel, akan biaya operasi katarak yang tidak murah membuat banyak pasien menunda untuk segera operasi katarak, padahal penundaan terhadap operasi katarak lambat laun dapat menyebabkan kebutaan pada penglihatan.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya perhitungan perbandingan mengenai biaya operasi katarak.
Perhitungan tersebut dapat dilakukan menggunakan perhitungan analisis efektifitas biaya atau Cost Effective Analysis (CEA).
Metodenya, yakni Quality-Adjusted Life Years (QALY) atau penghitungan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup pasien dengan adanya intervensi dari penyedia pelayanan kesehatan.