Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bolehkah Lansia Penderita Penyakit Demensia Divaksinasi Covid-19? Simak Penjelasan Ahlinya

Bagi para keluarga yang memiliki lansia penting rasanya untuk memperhatikan penyakit penyerta atau riwayat kesehatan.

Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bolehkah Lansia Penderita Penyakit Demensia Divaksinasi Covid-19? Simak Penjelasan Ahlinya
Istimewa
Demensia kebingungan karena penurunan fungsional disebabkan kelainan otak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lansia rentan akan terkena penyakit demensia alzheimer. Penyakit tersebut biasa ditemukan di atas usia 65 tahun.

Demensia Alzheimer diartikan sebagai gangguan penurunan fisik otak yang mempengaruhi emosi, daya ingat dan pengambilan keputusan dan biasa disebut pikun.

Namun terkait hal itu, apakah penderita dimensia bisa menerima vaksinasi covid-19 ?

Berikut penjelasannya menurut ahli.

Direktur Eksekutif Alzheimer's Indonesia sekaligus ahli psikolog, Michael Dirk Roelof Maitimoe menegaskan jika Orang Dengan Demensia (ODD) dalam konteks lansia bisa untuk divaksin covid-19.

"Jawabannya iya aman (vaksin covid-19) untuk ODD," kata Michael saat acara virtual, Sabtu (11/9/2021).

Berita Rekomendasi

Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum orang tua atau lansia mendapatkan vaksin covid-19 selain dalam kondisi tubuh yang stabil.

Baca juga: Pelayanan Khusus Diberikan untuk Penderita Demensia dan Alzheimer

Bagi para keluarga yang memiliki lansia penting rasanya untuk memperhatikan penyakit penyerta atau riwayat kesehatan.

Sebab menurut Michael, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter menjadi kunci penting untuk mengajak lansia dengan gangguan dimensia mendapatkan vaksin.

"Disini juga perlu dari sisi keluarga memperhatikan penyakit penyerta apakah ada riwayat diabetes, atau hipertensi yang perlu dikontrol terlebih dahulu," ungkapnya.

"Saturasi oksigen, tekanan darah dan sebagainya yang perlu dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau keluarga," sambungnya.

Michael mebeberkan beberapa tindakan untuk mengurangi risiko dismensia alzheimer atau pikun di antaranya adalah melakukan olahraga teratur, menerapkan pola makan yang sehat, mengkonsumsi gizi seimbang, melatih otak secara berkala, berfikiran positif, dan beraktivitas produktif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas