Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ketahui 5 Jenis Gangguan Mental Seperti Depresi dan Bipolar, serta Penjelasan dan Ciri-Cirinya

Simak 5 jenis gangguan mental, seperti depresi, bipolar, skizofrenia, demensia, dan autis, serta penanganan yang tepat.

Penulis: Faishal Arkan
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Ketahui 5 Jenis Gangguan Mental Seperti Depresi dan Bipolar, serta Penjelasan dan Ciri-Cirinya
promisesbehavioralhealth.com
Ilustrasi orang mengalami gangguan mental. 

TRIBUNNEWS.COM - Gangguan mental yakni berbagai kondisi yang memengaruhi suasana hati, berpikir, dan perilaku.

Seperti diketahui, gangguan mental merupakan kondisi medis, seperti penyakit lainnya.

Seperti penyakit pada umumnya, gangguan mental dapat diobati.

Dikutip dari American Pscyhiatric Association, penyakit mental berhubungan dengan distres atau masalah yang berfungsi dalam aktivitas sosial, pekerjaan atau keluarga.

Penyakit mental bisa diobati. Sebagian besar individu dengan penyakit mental tetap beraktivitas rutin.

Baca juga: Umay Shahab dan Prilly Latuconsina Kolaborasi Bikin Film, Angkat Isu Kesehatan Mental

Baca juga: Konseling Kesehatan Mental Kini Bisa Dilakukan Lewat Platform Daring

Dilansir World Health Organization, berikut beberapa macam gangguan mental serta penanganan yang tepat:

1. Depresi

Berita Rekomendasi

Depresi merupakan gangguan mental yang umum. Secara global, diperkirakan 264 juta orang terkena depresi.

Depresi lebih banyak diderita oleh wanita daripada pria.

Depresi ditandai kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau nafsu makan, kelelahan, dan konsentrasi yang buruk dari seseorang.

Orang depresi mungkin juga memiliki banyak keluhan fisik tanpa penyebab yang jelas.

Depresi dapat berlangsung dalam waktu yang lama atau bisa terjadi berulang-ulang.

Secara substansial, depresi dapat mengganggu bekerja, sekolah atau melakukan aktivitas sehari-hari.

Pada tingkat yang paling parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri.

Beberapa program pencegahan telah terbukti mengurangi depresi.

Misalnya untuk anak-anak, melalui perlindungan dan dukungan psikologis setelah kekerasan fisik dan seksual.

Untuk orang dewasa, melalui bantuan psikososial setelah bencana atau konflik.

Depresi ringan hingga sedang dapat diobati secara efektif dengan terapi bicara, terapi perilaku kognitif atau psikoterapi.

Anti depresan dapat menjadi bentuk pengobatan yang efektif untuk depresi sedang hingga berat.

Manajemen depresi harus mencakup aspek psikososial.

Hal tersebut, termasuk mengidentifikasi faktor stres, seperti masalah keuangan, kesulitan di tempat kerja atau kekerasan fisik atau mental, dan sumber dukungan, seperti anggota keluarga dan teman.

2. Bipolar

Gangguan ini mempengaruhi sekitar 45 juta orang di seluruh dunia.

Bipolar biasanya terdiri dari fase manik dan depresi.

Seperti diketahu, fase manik yakni ketika pengidap merasa sangat bersemangat dan penuh energi.

Sebaliknya, ketika mengalami fase depresi, pengidap akan merasa sangat down sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasa. 

Fase manik melibatkan suasana hati yang meningkat atau mudah tersinggung, aktivitas berlebihan, bicara cepat, dan kurangnya tidur.

Orang yang mengalami serangan fase manik, akan tetapi tidak mengalami depresi, juga diklasifikasikan memiliki gangguan bipolar.

Perawatan yang efektif tersedia untuk pengobatan fase akut gangguan bipolar dan pencegahan kekambuhan.

Menstabilkan suasana hati, serta dukungan psikososial merupakan komponen penting dari pengobatan bipolar.

3. Skizofrenia dan psikosis

Skizofrenia adalah gangguan mental yang cukup parah, mempengaruhi 20 juta orang di seluruh dunia.

Psikosis, termasuk skizofrenia, ditandai dengan penyimpangan pemikiran, persepsi, emosi, bahasa, perasaan diri, dan perilaku.

Pengalaman psikotik yang umum termasuk halusinasi (mendengar, melihat atau merasakan hal-hal yang tidak ada) dan delusi (kepercayaan atau kecurigaan yang salah yang dipegang teguh bahkan ketika ada bukti sebaliknya).

Gangguan tersebut dapat mempersulit pengidap dalam bekerja atau belajar secara normal.

Stigma dan diskriminasi dapat mengakibatkan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan dan sosial.

Skizofrenia biasanya dimulai pada akhir masa remaja atau awal fase dewasa.

Gangguan skizofrenia dapat dibantu dukungan psikososial yang efektif.

Dengan perawatan dan dukungan sosial yang tepat, orang-orang yang terkena dampak, dapat menjalani kehidupan yang produktif dalam masyarakat.

Fasilitas yang disediakan, pekerjaan yang didukung dapat membantu pengidap skizofrenia mendapatkan semangat untuk mengobati penyakit mereka dan hidup normal.

4. Demensia

Di seluruh dunia, sekitar 50 juta orang menderita demensia.

Demensia biasanya bersifat kronis atau progresif di mana terdapat penurunan fungsi kognitif (yaitu kemampuan untuk memproses pemikiran) melampaui apa yang mungkin diharapkan dari penuaan normal.

Hal tersebut mempengaruhi kemampuan mengingat, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian.

Penurunan fungsi kognitif biasanya disertai penurunan kontrol emosi, perilaku sosial, atau motivasi.

Demensia disebabkan oleh berbagai penyakit dan cedera yang memengaruhi otak, seperti penyakit alzheimer atau stroke.

Meskipun saat ini tidak ada pengobatan yang tersedia untuk menyembuhkan demensia, saat ini banyak pengobatan sedang berada dalam berbagai tahap uji klinis badan kesehatan.

Namun, banyak yang dapat dilakukan untuk mendukung dan meningkatkan kehidupan orang-orang dengan demensia salah satunya datang dari keluarga.

5. Gangguan perkembangan termasuk autisme

Gangguan perkembangan adalah istilah umum yang mencakup disabilitas intelektual dan gangguan perkembangan pervasif, termasuk autisme.

Gangguan perkembangan biasanya terjadi pada saat masa kanak-kanak, akan tetapi cenderung bertahan sampai dewasa.

Hal itu, menyebabkan keterlambatan fungsi yang berkaitan dengan pematangan sistem saraf pusat.

Disabilitas intelektual biasanya ditandai penurunan keterampilan di berbagai bidang perkembangan seperti fungsi kognitif dan perilaku adaptif.

Tingkat kecerdasan yang menurun dapat mengurangi kemampuan untuk beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Gejala gangguan perkembangan pervasif, seperti autisme, termasuk gangguan perilaku sosial, komunikasi dan bahasa, serta rentang sempit minat dan aktivitas yang unik bagi individu dan dilakukan berulang-ulang.

Gangguan perkembangan sering berawal dari masa bayi atau anak usia dini.

Orang dengan gangguan ini kadang-kadang menunjukkan beberapa tingkat kecacatan intelektual.

Keterlibatan keluarga dalam perawatan orang dengan gangguan perkembangan sangat penting.

Mengetahui apa yang menyebabkan orang-orang yang terkena dampak baik kesusahan dan kesejahteraan adalah elemen penting dari perawatan.

Misalnya, mencari tahu lingkungan yang paling kondusif untuk belajar.

Aktivitas rutin harian dapat membantu mencegah stres, waktu yang teratur untuk makan, bermain, belajar, bersama orang lain, dan tidur.

Masyarakat luas memiliki peran dalam menghormati hak dan kebutuhan penyandang disabilitas.

Baca juga: Baik untuk Kesehatan Mental, Ini Olahraga dari Asia yang Perlu Dicoba

(Tribunnews.com/Arkan)

Berita lainnya seputar gangguan mental

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas