Kurangi Risiko Penularan Covid-19 di Sekolah, Perhatikan Manajemen Kualitas Udara dalam Ruangan
Ruang kelas dan ventilasi udara yang buruk menjadi salah satu sumber penyebaran virus.Berbagai studi membuktikan pentingnya manajemen kualitas udara.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Setelah kurang lebih 1,5 tahun pembelajaran jarak jauh diberlakukan di Indonesia, kini pembelajaran tatap muka (PTM) mulai diterapkan kembali.
Pembukaan sekolah ini pun menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan para murid.
Dikarenakan sejumlah penemuan klaster penularan di sekolah selama PTM berlangsung.
Baca juga: PTM Terbatas di Ibu Kota Tetap Berjalan Meski Ada Temuan 25 Klaster Covid-19
Baca juga: Pemprov DKI Surati Kemendikbud Minta Kejelasan Data Soal Laporan Kasus Covid-19 di Kegiatan PTM
Para peneliti sebelumnya pernah mengatakan jika ruang kelas dengan ventilasi udara yang buruk menjadi salah satu sumber penyebaran virus.
Sehingga diperlukan ventilasi dan pengukuran kualitas udara yang baik sebagai langkah pencegahan.
Berbagai studi juga membuktikan pentingnya manajemen kualitas udara. Tujuannya untuk memastikan lingkungan belajar yang lebih aman bagi para murid.
Peneliti kualitas udara terkemuka dunia sekaligus penulis The Lancet Report on Airborne Transmission of SARS CoV-2 dan laporan Exhaled CO2 as a COVID-19 Infection Risk Proxy, Profesor Jose-Luis Jimenez mengemukakan hal serupa.
“Studi menunjukkan peran penting mitigasi risiko berlapis, atau dikenal dengan istilah Swiss Cheese Model, dalam menurunkan risiko penularan COVID-19 secara signifikan di berbagai sekolah di belahan dunia," ungkapnya secara virtual, Sabtu (25/9/2021).
Menurutnya ada beberapa komponen penting sebagai kunci menurunkan risiko penularan. Pertama, manajemen kualitas udara dalam ruangan termasuk pengukuran kadar CO2. Kedua ventilasi udara dan ketiga, air filtration.
Jika ketiga aspek ini dipenuhi, maka, dapat meningkatkan keamanan anak-anak kita bersekolah tatap muka di tengah periode new normal.
Selain itu, diperlukan strategi mitigasi yang berlapis-lapis. Dalam Swiss Cheese model, ventilasi dan penyaringan udara menjadi kunci untuk memitigasi risiko penularan virus.
Kemudian dikombinasikan dengan upaya-upaya pencegahan individu seperti memakai masker dan mencuci tangan.