10 Persen Anak Usia Sekolah Alami Gangguan Mata, tapi Banyak yang tak Terdeteksi
10 persen dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) ternyata mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesehatan mata sering kali luput dari perhatian.
Padahal kesehatan mata sangat penting, karena mata adalah organ utama yang membuat orang dapat melihat.
Data Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan bahwa 10 persen dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) ternyata mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi.
Sementara data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan sekitar 4,6 persen dari total populasi penduduk Indonesia memakai kacamata refraksi dan lensa mata alias kacamata minus.
Baca juga: Sejarah Hari Penglihatan Sedunia 14 Oktober, Berikut Tema World Sight Day 2021
Umumnya gangguan mata pada anak itu tidak terdeteksi karena kurangnya kepedulian serta lambatnya respon orang-orang terdekat terhadap kondisi penglihatan anak.
Ketika memeriksakan matanya, barulah diketahui mata mereka ternyata sudah tidak dapat bekerja maksimal sehingga membutuhkan bantuan kacamata.
Melihat fenomena itu, Optik Seis kemudian tergerak menggelar kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis.
Kegiatan CSR dalam rangka World Sight Day atau Hari Penglihatan Sedunia itu digelar untuk membantu masyarakat Indonesia khususnya anak–anak yang memiliki permasalahan dalam penglihatan mereka.
Baca juga: Hari Penglihatan Sedunia: Kampanye Kesehatan Mata & Kebutaan, Berikut Ini Tips Jaga Kesehatan Mata
"CSR pemeriksaan mata untuk anak-anak adalah kegiatan rutin Optik Seis dalam rangka World Sight Day. Kami melihat banyak anak-anak yang tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya membutuhkan kacamata. Kami mendapati 30 persen hingga 50 persen anak yang kami periksa ternyata memiliki masalah penglihatan," kata Direktur Optik Seis, Rudhy Buntaram dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Rabu (20/10/2021).
"Kami berharap akan lebih banyak lagi anak yang diperiksa matanya sehingga masalah mata mereka dapat lebih cepat di hindari,” ujar Rudhy.
Tahun ini Optik Seis Jaya bekerja sama dengan Essilor Indonesia menggelar CSR dalam rangka World Sight Day 2021 di SMP Pangerasan Bogor atau yang dikenal juga dengan Pengerasan Education Center.
Baca juga: Hari Penglihatan Sedunia, 81 Persen Kebutaan di Indonesia karena Katarak
Dalam kegiatan itu lebih dari 250 siswa dan guru ikut memeriksakan mata mereka.
Hasilnya, 25 persen dari mereka ternyata harus memakai kacamata minus. Bahkan ada siswa yang tenyata matanya sudah minus 3, namun sebelumnya tidak diketahui.
Selain menggelar pemeriksaan mata gratis, Optik Seis juga mendonasikan NoteBook untuk Pangerasan Education Center untuk digunakan oleh para tenaga pengajar dan siswa di sekolah tersebut.
Artis Cinta Laura selaku Wakil Ketua Yayasan Soekarseno yang hadir di acara tersebut menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
Cinta juga mengimbau masyarakat untuk memeriksakan mata setidaknya 6 bulan sekali sehingga bisa diantispasi jika ada permasalahan pada matanya.