Hari Osteoporosis Sedunia 20 Oktober: Sejarah, Fakta hingga Pentingnya Perayaan Ini
Berikut sejarah, fakta hingga pentingnya memperingati Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada Rabu, 20 Oktober 2021 hari ini.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Simak sejarah, fakta hingga pentingnya memperingati Hari Osteoporosis Sedunia.
Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day diperingati setiap tanggal 20 Oktober.
Hari Osteoporosis Sedunia disponsori oleh International Osteoporosis Foundation (IOF) atau Yayasan Osteoporosis Internasional.
Osteoporosis membuat tulang begitu rapuh sehingga tindakan sekecil apa pun, termasuk bersin atau jatuh dapat mengancam jiwa.
Selain itu, juga menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang tak berkesudahan akibat patah tulang.
Baca juga: Pahami Apa Itu Osteoporosis? Jika Anda Perempuan, Penting untuk Kenali Penyebabnya
Berikut sejarah, fakta, cara memperingati, dan ulasan selengkapnya mengenai Hari Osteoporosis Sedunia, dikutip dari nationaltoday.com:
Sejarah Hari Osteoporosis Sedunia
Hari Osteoporosis Sedunia pertama kali (1996)
Hari Osteoporosis Sedunia dimulai di Inggris untuk pertama kalinya.
pada 20 Oktober 1996, Hari Osteoporosis Sedunia menjadi proyek National Osteoporosis Society atau Perhimpunan Osteoporosis Nasional di Inggris.
Perigatan ini didukung oleh European Commission atau Komisi Eropa.
Kemudian sebelum tahun 1994, osteoporosis bahkan tidak dianggap sebagai penyakit utama.
Dua organisasi bergabung untuk melawan osteoporosis (1998)
Namun, pada tahun 1998, dua organisasi terkemuka berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat tentang osteoporosis, lalu digabungkan untuk membentuk International Osteoporosis Foundation (IOF).
Pendirian IOF merupakan kombinasi dari upaya bersama European Foundation for Osteoporosis (EFFO) atau Yayasan Eropa untuk Osteoporosis dan International Federation of Societies on Skeletal Diseases (IFSSD).
Perlu diketahui, European Foundation for Osteoporosis (EFFO) atau Yayasan Eropa untuk Osteoporosis dibentuk pada tahun 1987 dan International Federation of Societies on Skeletal Diseases (IFSSD) dimulai pada tahun 1995.
Dengan menyatukan kedua organisasi di bawah payung tunggal, ada fokus yang lebih baik dan percampuran sumber daya untuk ilmuwan dunia, dokter, dan organisasi advokasi kesehatan lainnya yang memerangi osteoporosis.
Kemudian pada akhir 90-an, Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) menjadi sponsor acara peringatan Hari Osteoporosis Sedunia bersama dengan IOF.
Sejak saat itu, IOF telah mengambil alih dalam mensponsori acara tersebut.
Salah satu acara terpenting dalam peringatan Hari Osteoporosis Sedunia adalah pengecekan kepadatan tulang.
Tulang yang kurang padat lebih mudah patah saat melakukan gerakan secara tiba-tiba atau saat jatuh ringan.
Tes kepadatan tulang ini tersedia pada saat peringatan Hari Osteoporosis Sedunia di seluruh dunia.
“Capture the Fracture” berfokus pada fraktur sekunder (2013)
IOF memulai kampanye global lain yang berfokus untuk menghindari patah tulang secara sekunder.
IOF goes digital with an e-newsletter (2014)
IOF meluncurkan kampanye kesadaran osteoporosis kepada lebih dari satu juta anggotanya dengan “Love Your Bones e-newsletter”.
Fakta seputar Hari Osteoporosis Sedunia
- Penyebab utama osteoporosis adalah fraktur kompresi tulang belakang.
Hal ini bisa menjadi lebih buruk jika bergerak, seperti berjalan, berlari atau berdiri.
- Osteoporosis tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat melakukan perawatan yang tepat untuk memperlambat efeknya.
- Dengan perawatan yang lebih baik untuk pasien yang baru didiagnosis menderita osteoporosis, wanita di bawah usia 75 tahun dan pria di bawah usia 60 tahun dapat berharap untuk hidup lebih lama 15 tahun.
Cara memperingati Hari Osteoporosis Sedunia
- Memakai baju putih
Untuk merayakan dan membawa kesadaran pada Hari Osteoporosis Sedunia, dapat dengan mengenakan pakaian serba putih untuk menghormati acara tersebut.
Mengenakan pakaian serba putih adalah salah satu cara untuk menarik perhatian pada hari itu dan melakukan percakapan dengan seseorang terkait osteoporosis.
- Menjadi sehat
Jadilah proaktif pada Hari Osteoporosis Sedunia dan ikuti tes kepadatan tulang.
Cari tahu tentang faktor risiko osteoporosis pada diri sendiri (jika ada) dan pelajari apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.
Apabila seseorang belum pernah melakukannya sebelumnya, berkomitmenlah untuk menjalani diet sehat, minum vitamin, dan mulai olahraga rutin untuk membantu tubuh tetap kuat dan bebas dari patah tulang.
- Sebarkan kabar baiknya
Hari Osteoporosis Sedunia tidak akan berhasil apabila seseorang hanya menyimpannya untuk diri sendiri.
Pastikan orang tersebut memberi tahu orang lain tentang betapa pentingnya kesehatan tulang melalui media sosial, percakapan, atau bahkan posting blog tentang pengalaman pribadinya.
Dengan membantu orang lain memahami risiko mereka, hal ini akan memberi kesempatan kepada setiap orang untuk menjalani hidup lebih lama dan lebih sehat.
Pentingnya Hari Osteoporosis Sedunia
- Memahami risiko pada diri sendiri adalah kuncinya
Memperingati Hari Osteoporosis Sedunia untuk mendiskusikan faktor risiko pada diri sendiri menjadi salah satu kunci.
Orang-orang hidup lebih lama pada hari ini daripada sebelumnya karena adanya suatu inovasi dalam medis.
Itulah peneybab seseorang ingin memiliki kualitas hidup lebih baik seiring bertambahnya usia.
Mendapatkan pendidikan atau ilmu tentang faktor risiko pada diri sendiri adalah langkah besar dalam pencegahan osteoporosis.
- Memahami cara agar tulang tetap kuat
Memperingati Hari Osteoporosis Sedunia untuk memahami cara agar tulang tetap kuat dan dapat menyelamatkan hidup seseorang.
Gunakan hari ini untuk berbicara dengan para profesional di bidangnya tentang cara terbaik untuk memperkuat tubuh atau untuk memulai perawatan jika perlu.
- Mulai kuat, hidup kuat
Seseorang tidak harus menjadi atlet angkat besi untuk memiliki tulang yang sehat.
Cari tahu makanan apa yang menambah kepadatan tulang dan praktik harian apa yang harus dilakukan agar seseorang menjalani kehidupan yang lebih baik di Hari Osteoporosis Sedunia dan hari-hari mendatang.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)