Epilepsi Kerap Disangka Menular, Begini Kebenarannya
Secara perilaku sebanyak 30 persen, penderita epilepsi memang mengalami gangguan namun selebihnya penderita epilepsi bisa hidup secara normal
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penyakit epilepsi kerang ditandai dengan kejang-kejang oleh penderitanya. Selama kejang, penderita epilepsi dalam keadaan tidak sadar.
Terkadang dari penderita epilepsi keluar air liur. Hal ini lah yang dianggap dapat menulari masyarakat sehingga takut memberikan pertolongan.
Padahal menurut dr Suryawati Sp A, epilepsi sama sekali tidak menular.
Epilepsi sendiri terjadi karena adanya adanya faktor genetik sehingga syaraf mudah melecutkan gelombang listrik.
Selain itu Epilepsi juga disebabkan karena adanya kelainan struktur di otak, kelainan pembuluh darah dan penebalan permukaan otak atau korteks otak tidak berkembang secara normal.
"Epilepsi dibawa dia sendiri.
Baca juga: Ketahui Situasi Berbahaya Bagi Penderita Epilepsi
Dengan bersentuhan, bergaul, tidak jadi epilepsi. Ini juga perlu bisa disebarluaskan karena pasien epilepsi sering mengalami diskriminasi," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Senin (1/11/2021).
Pada anak-anak tidak sedikit dijauhi karena epilepsi.
Bahkan pada orang dewasa tidak bisa menerima pekerjaan atau menikah.
Menurut dr Saraswati, diskriminasi pada pasien epilepsi tidak diperlukan.
Masyarakat perlu menghindari mitos yang beredar.
Secara prilaku sebanyak 30 persen, penderita epilepsi memang mengalami gangguan.
Namun selebihnya, penderita epilepsi bisa hidup secara normal.
Bersekolah hingga berkarir di dunia kerja.
Hanya saja, anak yang memiliki epilepsi harus dipantau secara benar kegiatannya dan kognitifnya.