Mengenal Kondisi Microsleep Saat Mengemudi, Badan Tertidur Sesaat, Bisa Saat Mata Terbuka
Microsleep itu keadaan badan tertidur hanya sesaat. Mungkin sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga saat mata terbuka
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sopir yang mengantuk menjadi dugaan sementara penyebab kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya Vanessa Angel dan suaminya Bibi Andriansyah.
Sang sopir, Tubagus Joddy, dilaporkan kini sedang menjalani pemeriksaan kepolisian.
Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur Kombes Latif Usman mengatakan, pengakuan Tubagus Joddy, sang sopir mengantuk saat mengemudikan mobil Vanessa Angel.
Sebab itu, Tubagus Joddy membantingkan stir kemudinya ke kiri hingga menabrak pembatas jalan tol di sebelah kiri, dikutip dari WartaKotalive.com.
Diberitakan, artis Vanessa Angel dan suaminya mengalami kecelakaan maut di Tol Nganjuk arah Surabaya kilometer 672+400A, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Sebelum Meninggal, Bibi Ardiansyah dan Vanessa Angel Sempat Singgung soal Warisan untuk Buah Hatinya
Belajar dari kejadian ini, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengingatkan, berkendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya seperti dalam kondisi mabuk.
Karena itu, disarankan jangan pernah memaksakan diri. Lebih baik berhenti sebentar untuk menghilangkan rasa kantuk tersebut.
“Sebab, otak terlambat memberikan tanggapan akan tangkapan indera kita. Ketika dalam kondisi berkendara, tidak fokus selama beberapa detik saja bisa berakibat fatal,” ujar Jusri saat dilansir Kompas.com.
Menurut Jusri, kejadian yang dapat dialami para pengemudi di jalan adalah gejala microsleep.
Ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang hendak melakukan perjalan jauh.
“Microsleep itu keadaan badan tertidur hanya sesaat. Mungkin sekitar 1 sampai 30 detik. Bisa juga saat mata terbuka, saat tengah berkendara. Ini tentu berbahaya,” katanya.
Jusri menambakan, kalau memang pengemudi dari awal merasa masih mengantuk atau lelah, sebaiknya gunakan transportasi lain atau segera berhenti di tempat aman.
“Bisa juga dengan melakukan aktivitas lain yang sifatnya menghilangkan kantuk. Seperti mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada di sebelah untuk mengobrol, ataupun stimulasi otak dengan membaca apa yang terlihat,” ucapnya.
Apabila sudah tidak kuat, Jusri menegaskan, lebih baik pengemudi cari tempat yang benar-benar aman dan tidur, kemudian setelah segar diperbolehkan melanjutkan perjalanan lagi.