Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Strategi Kementerian Kesehatan Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19

Kementerian Kesehatan memiliki sejumlah kiat untuk mempertahankan kondisi Covid-19 seperti saat ini bahkan terus berupaya menurunkan kasusnya lagi.

Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat tidak terlena dengan turunnya status Indonesia menjadi Level 1 risiko penularan Covid-19 oleh CDC pada akhir Oktober lalu.

Status itu dibayangi ancaman gelombang ketiga yang diprediksi terjadi pada akhir tahun ini.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi pekan lalu.

Masyarakat yang berada di Indonesia ataupun yang hendak masuk ke Indonesia, harus tetap disiplin menjalani protokol kesehatan dan mematuhi setiap kebijakan pemerintah.

“Tidak ada toleransi bagi pihak yang melanggar ketentuan,” tegas Nadia.

Baca juga: Waspada Gelombang Ketiga, Sektor Swasta Jamin Kesiapan Layanan PCR Test

Untuk menyikapi ancaman gelombang ketiga, Kementerian Kesehatan memiliki sejumlah kiat untuk mempertahankan kondisi Covid-19 seperti saat ini bahkan terus berupaya menurunkan kasusnya lagi.

Berikut upaya-upaya yang dilakukan:

BERITA TERKAIT

1. Penanganan COVID-19 melalui deteksi dengan meningkatkan tes epidemiologi
2. Meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak
3. Upaya pelacakan dan pemantauan genom virus SARS-CoV-2 atau yang disebut surveilans genomic
4. Mengonversi tempat tidur di rumah sakit sebanyak 30-40 persen dari total kapasitas RS
5. Pemenuhan suplai oksigen, alat kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
6. Mengerahkan tenaga kesehatan cadangan
7. Pengetatan syarat masuk rumah sakit
8. Pemanfaatan isolasi terpusat.

Selain delapan upaya di atas, hal penting yang dilakukan adalah vaksinasi Covid-19.

Terkait hal ini, pemerintah mengalokasikan vaksin sebanyak 50 persen di daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi.

Pemerintah juga terus memperbanyak sentra vaksinasi, memberlakukan syarat kartu vaksin, dan mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

Baca juga: Jokowi Wanti-wanti Masyarakat soal Covid-19 Gelombang 3 dan 4: Kita Harus Hati-hati

Sementara itu, strategi utama yang dilakukan seperti kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bertingkat masih terus dievaluasi secara berkala sesuai dengan keadaan masing-masing wilayah atau kota.

Pemerintah telah berupaya membuat kebijakan dan strategi khusus selama pandemi Covid-19.

Masyarakat sebagai peranan penting dalam hal ini diharapkan dapat bersinergi dengan pemerintah dengan cara tetap patuhi protokol kesehatan dan mentaati aturan yang dibuat demi kebaikan bersama agar pandemi virus Corona segera berakhir.

Tambah 20 Mesin Genome Sequencing

Sebagai upaya deteksi dini varian baru penyebab Covid-19, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berencana menambah 20 mesin genom sequencing.

Adapun, pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) adalah tes untuk mendeteksi varian dari virus corona.

"Kita sudah dapat bantuan dari satu badan internasional. Rencananya kita akan tambah 20-an mesin genom sequencing yang akan kita bagi ke semua pulau," ujar Budi dalam kegiatan RDP bersama Komisi IX pekan lalu.

Pemerintah diungkap Budi, gencar melakukan deteksi dini untuk mencegah lonjakan kasus yang mengakibatkan gelombang ketiga.

Baca juga: Epidemiolog : Jangan Paranoid dengan Gelombang Ketiga Covid-19, Bisa Dihindari

Sebelumnya, pelacakan varian baru telah di-review setiap minggu di 12 laboratorium.

Namun, fasilitas genome sequencing hanya terkonsentrasi di pulau Jawa.

"Sekarang itu terkonsentrasi di Jawa, karena ini membutuhkan kompetensi dan mesin yang cukup mahal dan kompetensi," jelas mantan dirut Bank Mandiri ini.

Nantinya, mesin genom sequencing akan disebar ke seluruh pulau di Indonesia yakni dua di Sumatera, dua Kalimantan, dua di Sulawesi, dua di Maluku, dua dua Papua dan dua di Nusa Tenggara Bali.

"Sehingga dengan demikian terbagi dan kita akan kasih pada perguruan tinggi karena kompetensi untuk genome sequencing ini nggak mudah membutuhkan ahli untuk mengoperasikannya dan umumnya saintis yang bisa," ujarnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas