Mengenal Gejala HIV dan AIDS: Infeksi HIV Akut, Latensi Klinis, hingga AIDS
Berikut gejala HIV dan AIDS, mulai dari tahap infeksi HIV akut, latensi klinis, hingga AIDS.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Pravitri Retno W
Waspadalah ketika penderita berada pada tahap awal infeksi, penderita berisiko sangat tinggi menularkan HIV ke orang lain.
Penting untuk mengambil langkah-langkah guan mengurangi risiko penularan.
Apabila penderita HIV-negatif, ada alat pencegahan seperti profilaksis pra pajanan (PPrP) yang dapat membantu penderita tetap negatif.
Tahap 2: Latensi klinis
Pada tahap ini, virus masih berkembang biak, tetapi pada tingkat yang sangat rendah.
Orang-orang di tahap ini mungkin tidak merasa sakit atau memiliki gejala apapun.
Tahap ini juga disebut infeksi HIV kronis.
Tanpa pengobatan HIV, orang dapat bertahan dalam tahap ini selama 10 atau 15 tahun, tetapi beberapa melewati tahap ini lebih cepat.
Apabila penderita minum obat HIV setiap hari seperti yang diresepkan, lalu bisa mempertahankan viral load (tolok ukur berkembangnya penyakit) yang tidak terdeteksi, penderita dapat melindungi kesehatannya dan secara efektif tidak berisiko menularkan HIV ke pasangan seksualnya.
Namun, apabila viral load terdeteksi, penderita dapat menularkan HIV selama tahap ini, bahkan ketika penderita tidak memiliki gejala.
Penting untuk mengunjungi penyedia layanan kesehatan secara teratur untuk memeriksa viral load penderita.
Tahap 3: AIDS
Apabila seseorang mengidap HIV dan tidak menjalani pengobatan, pada akhirnya virus akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan akan berkembang menjadi AIDS.
Ini adalah tahap akhir dari infeksi HIV.
Gejala AIDS dapat meliputi:
- Penurunan berat badan yang cepat;
- Demam berulang atau banyak keluar keringat saat malam;
- Kelelahan yang ekstrem dan tidak dapat dijelaskan;
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher;
- Diare yang berlangsung lebih dari seminggu;
- Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin;
- Radang paru-paru;
- Bercak merah, cokelat, merah muda, atau keunguan pada atau di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata;
- Kehilangan memori, depresi, dan gangguan neurologis lainnya.
Masing-masing gejala ini juga dapat dikaitkan dengan penyakit lain.
Satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti apakah seseorang mengidap HIV, adalah melakukan tes.
Apabila seseorang HIV-positif, penyedia layanan kesehatan akan mendiagnosis jika HIV telah berkembang ke stadium 3 (AIDS) berdasarkan kriteria medis tertentu.
Banyak gejala dan penyakit parah hingga penyakit HIV berasal dari infeksi oportunistik yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh telah rusak.
Temui penyedia layanan kesehatan apabila mengalami gejala-gejala ini.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait HIV AIDS