Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Ungkap Dampak Negatif Jika Anak Sering Bernafas Lewat Mulut

Bernapas lewat mulut dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi anak. Kebiasaan itu harus dicegah sedini mungkin.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Ungkap Dampak Negatif Jika Anak Sering Bernafas Lewat Mulut
Pexels.com/Pixabay
Ilustrasi anak 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bernapas lewat mulut dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi anak. 

Kebiasaan itu harus dicegah sedini mungkin.

Hal itu diungkap Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Dr. drg. Risti Saptarini Primarti, Sp. KGA (K) pada Webinar Series Pengabdian FKG Unpad yang digelar secara daring, beberapa waktu lalu

“Jadi kita membiasakan anak bernapas lewat hidung itu sejak dini,” ujar Risti.

Risti mengatakan, salah satu dampak buruk bernapas lewat mulut adalah timbulnya gangguan tumbuh kembang gigi dan rahang atau maloklusi.

Hal ini terjadi karena ada hubungan fungsi rongga mulut atau fungsi oral dengan tumbuh kembang gigi dan rahang.

BERITA REKOMENDASI

“Fungsi bernapas, fungsi penenelanan, fungsi pengunyahan itu sangat berkorelasi dengan tumbuh kembang gigi dan rahang. Jadi kalau ingin giginya terlihat rapi dapat berfungsi dengan baik, ketiga fungsi ini juga harus berjalan baik sejak lahir,” jelas dokter Risti.

Untuk menghindari kebiasaan bernapas lewat mulut sejak bayi, posisi menyusu pun harus benar.

Dr. Risti menjelaskan, proses menyusu yang benar adalah ibu dalam posisi duduk, bayi diletakkan pada pangkuan ibu, dan kepala bayi terletak pada posisi 45-70 derajat terhadap payudara ibu.   

Jika posisi bayi telentang, dapat menimbulkan celah pada rongga mulut sehingga bayi dapat bernapas lewat mulut.

“Jangan sampai menyusui bayi dalam posisi bayi telentang atau tidur karena itu tidak baik dalam proses tumbuh kembang rahangnya,” ujar Risti.

Selain itu, jika bayi atau anak tidur dengan mulut terbuka, sebaiknya dibantu oleh tangan orang tua untuk mengatupkan mulutnya.

Dikatakan Risti, rongga mulut merupakan gerbang utama masuknya nutrisi.

Rongga mulut yang sehat juga baik bagi tumbuh kembang anak. Untuk itu, penting untuk mempertahankan fungsi rongga mulut yang ideal.

Baca juga: Tertimpa Tembok Roboh, Kaki Ibu Dua Anak di Malang Terpaksa Diamputasi

Selain penyimpangan tumbuh kembang rahang dan gigi, kebiasaan bernapas lewat mulut juga dapat mengakibatkan udara yang masuk tidak difiltrasi rongga hidung, mengganggu kualitas tidur, dan mengganggu sistem tubuh.

Kualitas hidup anak pun dapat terganggu.

Selain faktor kebiasaan, bernapas lewat mulut juga dapat diakibatkan karena adanya hambatan di saluran napas atau gangguan anatomi, seperti bibir yang pendek atau ada penyumbatan di hidung.

Hambatan tersebut perlu ditangani  dahulu oleh dokter THT. Jika hambatan sudah diperbaiki, penanganan akan dilanjutkan oleh dokter gigi anak untukmenghilangkan kebiasaan bernapas lewat mulut.

Baca juga: Tak Tahu Orang Tuanya Cerai, Anak-anak Celine Evangelista Sering Bertanya Keberadaan Stefan William

“Jadi biasanya dokter gigi akan bekerja sama dengan dokter-dokter lain untuk merawat pasien ini,” ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas