Waspada Komplikasi Hipertensi, Antisipasi Biaya Berobat dengan JKN-KIS
Kenali delapan jenis komplikasi yang mungkin terjadi saat seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.
TRIBUNNEWS.COM – Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi saat tekanan darah sistolik seseorang lebih dari atau sama dengan 140 milimeter air raksa (mmHg) dan atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.
Untuk diketahui, tekanan sistolik merupakan nilai tekanan yang terjadi saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik merupakan nilai tekanan yang terjadi saat jantung berada pada fase pengisian darah sehingga nilainya lebih rendah dibandingkan tekanan sistolik.
Dikutip Tribunnews.com dari World Health Organization (WHO), Rabu (1/12/2021), hipertensi merupakan penyakit yang tidak boleh. Sebab, penderitanya berpotensi tinggi terjangkit penyakit lain, seperti jantung, otak, ginjal, dan sebagainya.
Disebutkan pula bahwa hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Pada 2015, satu dari empat pria dan satu dari lima wanita memiliki hipertensi. Adapun total penderita hipertensi di dunia mencapai lebih dari 1,13 miliar orang.
Baca juga: Kenali Hipertensi Sejak Dini, Waspadai Biaya Berobat dengan JKN-KIS
Demi mencegah hipertensi, perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga teratur, menjaga pola makan, serta mendapatkan tidur yang cukup.
Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman hipertensi, kenali beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi.
Dirangkum Tribunnews.com dari Mayo Clinic, berikut delapan komplikasi yang mungkin terjadi saat seseorang mengalami tekanan darah tinggi.
1. Aneurisma
Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan pembuluh darah tidak mampu menahan tekanan, sehingga terjadi pembentukan tonjolan yang disebut aneurisma.
Kondisi ini tidak boleh disepelekan karena dapat mengancam nyawa jika tonjolan pecah.
2. Kerusakan pembuluh darah pada mata
Kerusakan mata dapat terjadi pada pasien hipertensi akibat pasokan darah ke mata terganggu.
Ketika pasokan darah terganggu, seseorang dapat mengalami kerusakan retina atau retinopati, penumpukan cairan di bawah retina atau koroidopati, hingga kerusakan saraf mata atau neuropati optik yang bisa meningkatkan risiko kebutaan.
3. Kerusakan pembuluh darah pada ginjal
Tidak hanya mata, hipertensi juga dapat mempengaruhi kinerja ginjal. Jika kondisi parah, ginjal seseorang dapat rusak akibat hipertensi.
Terganggunya fungsi ginjal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada pembuluh akibat pasokan darah ke ginjal tidak normal.
4. Disfungsi seksual
Pria dan wanita dapat mengalami disfungsi seksual ketika mengalami hipertensi.
Seorang pria yang mencapai usia 50 tahun umumnya mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi saat mengidap hipertensi.
Sementara itu, pada wanita, aliran darah yang menuju ke vagina dapat berkurang ketika mengidap hipertensi. Hal ini membuat wanita kesulitan mencapai orgasme.
5. Serangan jantung atau stroke
Kerusakan pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi juga dapat menyerang jantung.
Apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah yang berada di jantung, maka arteri dapat mengeras dan menebal sehingga seseorang berisiko mengalami serangan jantung, stroke, atau komplikasi lainnya.
6. Sindrom metabolik
Sekelompok gangguan dalam metabolisme tubuh termasuk peningkatan ukuran pinggang, penurunan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, trigliserida tinggi, hipertensi, dan kadar insulin tinggi, disebut dengan sindrom metabolik.
Sindrom ini akan meningkatkan risiko penyakit diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
7. Kerusakan Tulang
Hipertensi juga dapat memicu terjadinya pengeroposan tulang atau lebih dikenal dengan osteoporosis.
Pengeroposan ini disebabkan karena adanya penurunan jumlah kalsium dalam tubuh saat seseorang menderita hipertensi.
8. Kesulitan mengingat atau memahami sesuatu
Kondisi tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat memengaruhi kemampuan untuk berpikir, mengingat, dan belajar. Hal ini disebabkan karena pasokan darah ke otak terganggu atau tidak normal.
Tidak jarang, para penderita hipertensi lebih pelupa atau sulit memahami perkataan maupun penjelasan dari orang lain. Kondisi ini bisa semakin serius apabila tidak ditangani secepatnya.
Tindakan pencegahan dan penanganan dini harus dilakukan agar terhindar dari komplikasi hipertensi. Apabila Anda mengalami hipertensi, sebaiknya periksakan diri ke dokter di fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
Dengan begitu, Anda akan mendapatkan penanganan tepat dan terhindar dari komplikasi hipertensi.
Baca juga: Sering Batuk? Waspada Penyakit Ini, Antisipasi Biaya Berobat dengan JKN-KIS
Jangan lupa, bawa kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) atau tunjukkan kartu JKN-KIS digital Anda melalui aplikasi Mobile JKN saat berobat ke faskes.
Pastikan status kepesertaan JKN-KIS tetap aktif, lancar membayar iuran, dan pahami prosedur pelayanan kesehatannya.
Jika Anda dan keluarga belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, segera daftarkan diri agar biaya pengobatan tidak membengkak.
Cara mendaftar program JKN-KIS BPJS Kesehatan
Anda dapat mendaftar menjadi peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan melalui beberapa cara berikut.
1. Pandawa
BPJS Kesehatan berinovasi dengan pelayanan administrasi melalui WhatsApp (Pandawa).
Layanan Pandawa beroperasi setiap Senin-Jumat pukul 08.00 – 15.00 WIB dapat diakses melalui pesan WhatsApp ke nomor 08118750400 (CHIKA) atau menghubungi masing-masing nomor Pandawa Kantor Cabang.
2. Aplikasi Mobile JKN
Anda dapat mendaftarkan diri melalui aplikasi Mobile JKN yang dapat diunduh di Play Store dan App Store.
Siapkan data berupa kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, kartu keluarga (KK), nomor rekening bank, fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dipilih, dan nomor handphone. Kemudian, lakukan proses pendaftaran.
Setelah proses pendaftaran berhasil, Anda dapat melakukan pembayaran iuran pertama dalam jangka waktu 14 hari sampai paling lambat 30 hari setelah pendaftaran melalui autodebet.
Selanjutnya, kartu JKN-KIS akan dikirimkan paling lambat enam hari setelah pembayaran pertama dilakukan.
3. Mobile customer service (MCS)
Jika ingin mendaftar secara tatap muka, Anda dapat mengunjungi mobile customer service (MCS) BPJS Kesehatan pada hari dan waktu yang telah ditentukan.
Isi formulir daftar isian peserta (FDIP), lengkapi persyaratan dan data yang dibutuhkan, kemudian tunggu antrean untuk mendapatkan pelayanan.
Setelah proses pendaftaran berhasil, Anda dapat melakukan pembayaran iuran pertama dalam jangka waktu 14 hari sampai paling lambat 30 hari setelah pendaftaran melalui autodebet.
Selanjutnya, kartu JKN-KIS akan dikirimkan paling lambat enam hari setelah pembayaran pertama dilakukan.
4. Kantor BPJS Kesehatan terdekat
Anda dapat melakukan pendaftaran dengan mengunjungi kantor BPJS Kesehatan terdekat.
Jangan lupa siapkan data berupa KTP elektronik, KK, nomor rekening bank, fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dipilih serta nomor handphone.
Setelah proses pendaftaran berhasil, Anda dapat melakukan pembayaran iuran pertama dalam jangka waktu 14 hari sampai paling lambat 30 hari setelah pendaftaran melalui autodebet.
Selanjutnya, kartu JKN-KIS akan dikirimkan paling lambat enam hari setelah pembayaran pertama dilakukan.