Benarkah G-Spot Ada pada Perempuan? Begini Penjelasan dr Boyke
G-Spot atau titik rangsang bisa diidentifikasikan mulai tahun 1940 dan penelitian ini dilakukan oleh peneliti asal Jerman oleh Ernst Grafenberg
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Itu adalah sejenis cairan yang mirip dengan kelenjar prostat, tapi bukan cairan prostat," ungkapnya pada siaran Radio Sonora FM dikutip Tribunnews, Jumat (10/12/2021).
Keberadaan G-Spot memang masih menjadi kontroversi.
Tapi dr Boyke menyebutkan dirinya sebagai dokter seksual menyatakan keberadaan G-Spot itu ada.
"Karena saya sebagai dokter pernah memeriksakan dan mengatakan ini G-spot ada. Karena beberapa wanita suka tanya.
Baca juga: Ingatkan Omicron Jadi Ancaman Baru, IMF Akan Berikan Fasilitas SDR ke Negara Anggota G20
Biasanya ditemukan jam 11 dan jam 12. Jadi sepertiga bagian atas vagina," katanya lagi.
Pada bagian sana, di dalam vagina memang ada sepeti cekungan sulit.
Saat berhubungan jika terlalu keras maka akan menimbulkan rasa sakit.
"Kalau terlalu pelan tidak ditekan gak berasa apa-apa. Seperti apa menekannya?
Seperti menulis di atas kaca berembun. Di situlah titik G-Spot. Memang orgasme berbeda," pungkasnya.
Pada dasarnya dr Boyke menyebutkan titik orgasme pada wanita hampir di beberapa bagian tubuhnya. Tapi ada yang betul-betul peka pada rangsangan dan memberikan kejutan yang besar.