39 Persen Penderita Lupus Merasa Penyakitnya Ikut Menghambat Pekerjaan
Gejala yang ditimbulkan suatu penyakit ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan penderitanya saja namun juga pekerjaannya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gejala yang ditimbulkan suatu penyakit ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan penderitanya saja namun juga pekerjaannya.
Ini yang terjadi pada sebagian penderita Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau dikenal sebagai Lupus.
Penyakit ini ternyata bisa menciptakan gangguan pula pada aktivitas penderitanya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Reumatologi, Dr. dr. Cesarius Singgih Wahono, Sp.PD-KR., mengatakan bahwa 39 persen pasien Lupus terpaksa mengganti pekerjaannya karena merasa gejala yang ditimbulkan penyakit ini telah menghambat aktivitasnya.
"LES (Lupus) memiliki dampak negatif pada karier pasien, bahkan hingga 39 persen pasien LES melaporkan bahwa mereka harus berganti pekerjaan karena penyakit tersebut," kata Dr. Cesarius, dalam virtual media briefing bertajuk 'Dampak Panjang Covid-19 dan Seberapa Perlu Vaksinasi Covid-19 pada Pasien Lupus', Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Lupus Disebut Penyakit Seribu Wajah, Ketahui Penyebab dan Pencegahannya
Dalam diskusi yang diadakan Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA) dan Novartis Indonesia itu, ia kemudian menjelaskan bahwa Lupus memiliki dampak yang cukup signifikan pada kualitas hidup penderitanya.
Dibandingkan dengan populasi yang sehat, kata dia, penyakit ini menjadi suatu penghalang bagi penderita Lupus dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
"Karena gejalanya yang muncul secara signifikan atau kambuh secara tiba-tiba, dengan didominasi gejala seperti kelelahan, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan rasa nyeri," jelas Dr. Cesarius.
Lupus merupakan salah satu kondisi gangguan autoimun kompleks yang menyerang berbagai sistem tubuh.
Tiap penderita Lupus pun memiliki gejala yang berbeda satu dengan lainnya dan sulit untuk didiagnosa karena gejala yang mirip dengan penyakit lain.