Pentingnya Terapi Insulin untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Penyakit ini muncul karena terganggunya produksi hormon insulin pada kelenjar pankreas.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Lalu faktor apa saja yang dapat membuat seseorang berisiko terkena DMT2?
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menderita DMT2, mulai dari sosio-ekonomi, demografi, lingkungan hingga faktor keturunan (genetik).
Ada pula beberapa faktor lainnya yang menjadi pemicu utama munculnya penyakit ini yakni urbanisasi, populasi yang semakin tua, berkurangnya aktivitas fisik, dan peningkatan jumlah masyarakat yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas).
Salah satu penderita DMT2, Sri Gunawati mengatakan, dirinya sudah menderita penyakit ini sejak 2013 lalu, namun bukan karena faktor genetik melainkan pikirannya yang mudah stres.
Stres memang dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi berlebihan pada tubuh lantaran adanya masalah pada pankreas.
Sehingga penting untuk mengelola stress secara baik agar tidak memicu munculnya berbagai penyakit, termasuk diabetes.
"Saya terkena Diabetes Melitus Tipe-2 sejak 2013, itu bukan karena faktor keturunan karena keluarga saya tidak ada yang punya riwayat penyakit ini. Ini karena pola pikir saya, saya ini orangnya gampang stress," kata Sri, saat dihubungi Tribunnews, Selasa (14/12/2021).
Perempuan berusia 56 tahun ini pun mengaku bahwa beberapa hari lalu kadar gula darahnya mencapai angka 495 mg/dL.
Saat itu ia pun panik dan langsung menghubungi dokter yang biasa menangani penyakitnya ini.
Dokter sejak lama telah memberikan saran padanya untuk menggunakan insulin dibandingkan obat oral karena dapat memicu efek samping pada organ tubuh lainnya jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: Ini Tips Jaga Pola Makan untuk Ibu Hamil Penderita Diabetes
Saat itu ia masih khawatir untuk memakai insulin yang digunakan melalui metode suntik itu.
Namun pada akhirnya, dirinya mengikuti saran dokter dan mulai menggunakan terapi insulin, padahal awalnya cenderung lebih memilih untuk mengkonsumsi obat oral.
"Beberapa hari lalu gula darah saya kan tinggi itu 495 (mg/dL), memang sudah lama dianjurkan dokter buat pakai insulin, nah kemarin berhubung gulanya tinggi terus, akhirnya saya tanya sama dokter, apa bisa insulin saja? Katanya boleh," jelas Sri.
Sri kemudian beralih menggunakan insulin, meskipun pada awalnya ia sempat mengalami efek samping yakni muncul memar pada area yang disuntik yakni paha dan perut.