Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Punya Penyakit Jantung, Wanita Asal Tarakan Ini Bersyukur Biaya Pengobatan Ditanggung JKN-KIS

Dina bercerita, pada Oktober 2021, suaminya menemukan dirinya pingsan di rumah yang berlokasi di Kelurahan Juata Laut.

zoom-in Punya Penyakit Jantung, Wanita Asal Tarakan Ini Bersyukur Biaya Pengobatan Ditanggung JKN-KIS
Dok. Humas BPJS Kesehatan
Salah satu peserta JKN-KIS asal Tarakan, Dina (48). 

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu warga asal Tarakan, Kalimantan Utara (Kalut), Dina (48), merasa bersyukur biaya pengobatan sakit jantungnya ditanggung oleh program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia (JKN-KIS).

“Saya bersyukur sekali sudah dapat kartu JKN-KIS. Sebab, untuk hidup sehari-hari saja sudah susah. Jangankan biaya berobat, untuk biaya transportasi menuju ke rumah sakit (rs) saja bingung dari mana,” ucapnya dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Selasa (14/12/2021).

Dina bercerita, pada Oktober 2021, suaminya menemukan dirinya pingsan di rumah yang berlokasi di Kelurahan Juata Laut. Ia kemudian dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.

Pemilihan RSUD dilakukan karena kondisi saat itu sudah malam dan semua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Tarakan tutup.

Setelah melalui sejumlah pemeriksaan, Dina divonis penyakit jantung. Ia mengaku tidak percaya apa yang dikatakan dokter waktu itu.

“Waktu itu rasanya saya pusing sekali seperti mau jatuh. Semua dari ujung kepala sampai kaki seperti mati rasa. Saat sadar, saya sudah di rs. Saya harus dirawat inap selama tiga hari hingga kondisi membaik dan akhirnya diperbolehkan pulang,” ujarnya.

Beruntung, saat itu Dina sudah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang ditanggung oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalut.

Berita Rekomendasi

Dengan bantuan iuran dari Pemprov Kalut itu, Dina tidak perlu mengeluarkan biaya apapun selama rawat inap.

Ia mengaku tidak bisa membayangkan jika saat itu belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Dengan sedikit berurai air mata, Dina kembali mengucapkan rasa syukur karena telah ditanggung dalam program yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan itu.

Saat ini, Dina dan sang suami hanya mengandalkan biaya hidup dari hasil kebun di halaman rumahnya. Ibu dari tiga orang anak ini sehari-harinya membantu suami berkebun. Pendapatan dari berkebun pun tidak menentu, kadang berhasil dan kadang juga tidak.

“Sebelum dapat kartu JKN-KIS, saya cuma berani periksa ke puskesmas. Pernah akan dirujuk ke rs tapi saya menolak karena takut tidak ada biaya,” imbuhnya.

Namun, lanjut dia, dirinya merasa sudah tidak takut dengan biaya rs karena BPJS Kesehatan telah meringankan beban hidupnya. Terlebih saat ini, ia harus rutin kontrol ke rs.

Dina dan keluarganya sendiri terdaftar sebagai peserta PBI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terhitung sejak Mei 2018 lalu. Sejak saat itu, dia dan keluarga mengaku tidak lagi khawatir akan biaya berobat.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas