Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penyakit Saraf 'Penyebab Penurunan Kognitif yang Cepat' Dilaporkan Menyebar di Kanada

Penyakit saraf yang membingungkan tampaknya telah mempengaruhi semakin banyak anak muda di provinsi New Brunswick, Kanada.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Penyakit Saraf 'Penyebab Penurunan Kognitif yang Cepat' Dilaporkan Menyebar di Kanada
Istimewa
Penyakit Saraf 'Penyebab Penurunan Kognitif yang Cepat' Dilaporkan Menyebar di Kanada 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, OTTAWA - Penyakit saraf yang membingungkan tampaknya telah mempengaruhi semakin banyak anak muda di provinsi New Brunswick, Kanada.

Seorang karyawan Vitalité Health Network, salah satu dari dua otoritas kesehatan provinsi itu yang enggan disebutkan namanya, memperingatkan bahwa penyakit tersebut telah membuat bingung para petugas medis dan ilmuwan setempat untuk saat ini.

Kendati demikian, kasusnya kini tampaknya terus mengalami lonjakan, mempengaruhi orang dewasa muda yang sebelumnya tidak memiliki masalah kesehatan.

Baca juga: Kelainan Syaraf Trigeminal Neuralgia, Timbulkan Nyeri Hebat seperti Tertusuk di Satu Sisi Wajah

Baca juga: PM Kanada: Negara Barat Harus Punya Front Persatuan Melawan China

Gejala yang ditunjukkan penyakit ini termasuk diantaranya penurunan berat badan yang progresif dan cepat, insomnia, halusinasi, kabut otak dan mobilitas terbatas.

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (3/1/2022), penyakit ini diyakini menyebabkan penurunan kognitif yang cepat diantara beberapa penderitanya.

Menurut pelapor tersebut, sejak musim semi 2021, jumlah kasus yang diselidiki secara resmi adalah 48.

Saat itu, penduduk setempat kali pertama mengetahui penyakit itu setelah ada memo yang bocor dari badan kesehatan masyarakat provinsi tersebut yang memperingatkan para dokter untuk waspada terhadap gejala yang mirip dengan Creutzfeldt Jakob Disease (CJD).

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, CJD merupakan penyakit otak yang fatal dan disebabkan oleh protein yang salah bentuk.

"Kami berkolaborasi dengan berbagai kelompok dan pakar nasional. Namun, tidak ada penyebab yang jelas yang diidentifikasi saat ini," kata memo yang bocor itu.

Skrining selanjutnya pun tidak menghasilkan kasus CJD yang dikonfirmasi.

"Kami belum pernah melihat selama lebih dari 20 tahun terakhir. sekelompok penyakit neurologis yang resisten terhadap diagnosis seperti ini," kata Kepala Jaringan Pengawasan CJD Kanada, Michael Coulthart.

Menurut whistleblower Jaringan Kesehatan Vitalité dan sumber yang dikutip, karena tumpukan penilaian, penyakit ini kemungkinan saat ini telah mempengaruhi sebanyak 150 orang.

"Saya benar-benar prihatin dengan kasus-kasus ini, karena tampaknya berkembang begitu cepat. Saya mengkhawatirkan mereka dan kami berhutang penjelasan kepada mereka," kata sumber tersebut.

Saat para ilmuwan merenungkan penyebab penyakit ini, spekulasi mengenai faktor lingkungan yang dianggap memiliki peranan pun telah muncul.

Disebut ada 9 kasus penyakit yang telah dicatat, 2 diantaranya bertindak sebagai pengasuh namun tanpa hubungan genetik mengembangkan gejala yang mengganggu.

Contohnya, istri atau pengasuh dari seorang laki-laki yang mengalami gejala demensia dan ataksia, tiba-tiba ia mulai mengalami kesulitan tidur, pengecilan otot, demensia dan halusinasi.

Kondisi sang istri atau pengasuh inilah yang diyakini telah memburuk melebihi suaminya.

Karyawan Vitalité yang enggan disebutkan namanya itu mengklaim bahwa ia termotivasi untuk angkat bicara karena kondisi anak muda yang terkena penyakit ini kian cepat memburuk.

"Ini bukan penyakit New Brunswick, kami mungkin adalah area yang menaikkan bendera karena lingkungan kami sebagian besar pedesaan dan di daerah di mana orang mungkin memiliki lebih banyak paparan faktor lingkungan," kata pelapor.

Apakah ini hanya misdiagnosis atau memang penyakit neurologis?

Pada Oktober lalu, dalam upaya untuk menghilangkan kekhawatiran warganya, pejabat setempat dikabarkan menyampaikan bahwa 8 kasus fatal dari penyakit yang tidak diketahui itu disebabkan oleh kesalahan diagnosis.

Kemudian pada bulan yang sama, sebuah laporan epidemiologi menunjukkan tidak ada bukti makanan, perilaku, maupun faktor lingkungan yang mungkin dapat menjelaskan tentang penyakit tersebut.

Namun, dalam satu penelitian, konsentrasi tinggi Methylamino-L alanine (BMAA) ditemukan pada lobster, karena perekonomian masyarakat pesisir di wilayah ini sebagian besar didorong oleh panen lobster.

Dokumen yang diperoleh melalui permintaan kebebasan informasi mengungkapkan bahwa badan kesehatan masyarakat negara itu mempertimbangkan BMAA sebagai kemungkinan penyebabnya, namun diperlukan lebih banyak pengujian.

Toksin ini diproduksi oleh ganggang biru-hijau dan telah dikaitkan dengan gangguan otak seperti Alzheimer dan Parkinson.

Sumber tersebut mengkonfirmasi bahwa laporan pada Januari ini yang ditulis oleh komite pengawasan provinsi, akan menentukan apakah 48 kasus penyakit tersebut merupakan akibat dari penyakit saraf atau kesalahan diagnosis yang dilakukan oleh ahli saraf.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas