Apakah Hamster Berisiko Lebih Tinggi Terinfeksi Covid-19?
Namun saat ini mereka menganggap tidak perlu melakukan pengujian rutin Covid-19 terhadap hewan peliharaan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Setelah melihat keputusan Hong Kong untuk memusnahkan hamster karena khawatir dapat menyebarkan virus corona (Covid-19), Layanan Hewan Singapura (AVS) mengatakan bahwa mereka sedang memantau perkembangannya 'secara cermat'.
Namun saat ini mereka menganggap tidak perlu melakukan pengujian rutin Covid-19 terhadap hewan peliharaan.
"Mamalia kecil seperti hamster diwajibkan memenuhi persyaratan dokter hewan AVS untuk impor," kata Direktur kelompok layanan profesional dan ilmiah AVS, Dr Chang Siow Foong.
Ini termasuk memastikan bahwa hewan dalam keadaan sehat dan bebas dari gejala klinis penyakit pada saat diimpor.
Hewan-hewan itu juga akan dikarantina selama dua minggu setelah tiba, kemudian diperiksa apakah ada tanda-tanda penyakit.
Baca juga: Tsunami Tonga: Penerbangan Bantuan Australia Terpaksa Putar Balik karena Temuan Covid-19
"Pengujian rutin hewan peliharaan untuk SARS-CoV-2 tidak direkomendasikan pada tahap ini," jelas Dr Chang.
Hal itu karena penyebaran Covid-19 masih didominasi oleh penularan dari manusia ke manusia.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (21/1/2022), Hong Kong pada Selasa lalu memerintahkan pemusnahan ribuan hamster setelah sekelompok kasus Covid-19 pada manusia dikaitkan dengan pekerja di toko hewan peliharaan.
Ratusan sampel kemudian dikumpulkan dari hewan seperti kelinci dan chinchilla, namun hanya hamster yang menunjukkan hasil positif.
Setidaknya ada 11 hamster yang diklaim positif Covid-19.
Pakar Penyakit Menular serta Presiden Masyarakat Mikrobiologi dan Infeksi Klinis Asia Pasifik, Dr Paul Tambyah mengatakan hamster memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan hewan lainnya seperti tikus.
"Hal ini karena hamster memiliki reseptor ACE yang perlu diikat oleh virus SARS-CoV-2 agar dapat masuk ke dalam sel untuk bereproduksi dan menyebabkan penyakit Covid-19," kata Dr Tambyah.
Hasil penelitian yang diterbitkan pada 2020 juga menunjukkan bahwa ciri-ciri yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 pada hamster mirip dengan yang ditemukan pada manusia dengan gejala infeksi ringan.
"Sepengetahuan saya, (risiko penularan antara hamster dan manusia) belum diukur, namun saya pikir risiko individu bisa serupa. Jika tidak, mungkin sedikit kurang dari risiko penularan antar manusia," jelas Dr Tambyah.
Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Dapat Terjadi secara Sistemik dan Lokal, Rata-rata Gejala Hampir Sama
Dari sudut pandang yang lebih luas, kata dia, mayoritas hamster dipelihara dengan Stay Home Notice (SHN) di kandang kecil beroda.
"Akibatnya, risiko penularan dari hamster ke manusia secara keseluruhan sangat rendah," tegas Dr Tambyah.
Ia kemudian menyimpulkan kasus positif pada seorang pekerja di toko hewan peliharaan di Hong Kong mungkin merupakan kasus indeks yang menginfeksi hamster secara tidak sengaja selama kegiatan memberi makan atau membersihkan.
Setuju dengan pandangan Dr Chang, Dr Tambyah menyampaikan bahwa hewan peliharaan hasil impor 'tentu tidak' harus menjalani pengujian Covid-19 untuk saat ini.
"Tes yang kami gunakan saat ini tidak dioptimalkan untuk hewan dan cenderung menghasilkan banyak positif palsu atau negatif palsu," pungkas Dr Tambyah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.