Anak dari Orang Tua Perokok Lebih Berisiko Alami Stunting
Tembakau, kata Grace, memiliki efek buruk terhadap kesehatan. Bukti mengenai hal, menurut Grace, sudah cukup banyak di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior Southeast Asian Minister of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO-RECFON) Grace Wangge mengungkapkan pengaruh tembakau terhadap angka stunting.
Menurutnya, anak dari orang tua perokok lebih berisiko mengalami stunting.
"Mereka yang berada di keluarga perokok, bapak ibunya merokok, anaknya memiliki risiko 5 persen lebih tinggi menderita stunting," ucap Grace dalam Webinar Kontribusi Sektor Pendidikan dalam Konvergensi Pengentasan Masalah Gizi dan Stunting Indonesia, Kamis (27/1/2022).
Menurutnya, pengendalian tembakau berperan penting terhadap stunting.
Baca juga: Asupan Gizi Seimbang untuk Cegah Stunting, Dimulai dari Porsi Isi Piring
Tembakau, kata Grace, memiliki efek buruk terhadap kesehatan. Bukti mengenai hal, menurut Grace, sudah cukup banyak di Indonesia.
"Jumlah rokok yang dikonsumsi per hari berkorelasi negatif dengan pengeluaran makanan bergizi," tutur Grace.
Dirinya mengatakan rokok tidak hanya menyerang kesehatan, tapi juga ekonomi.
"Imbas rokok bukan sesuatu yang sebenarnya baru, tapi entah kenapa belum bergaung dengan baik," ungkap Grace.
Selama ini, Grace mengatakan isu bahaya rokok gencar tiap tahunnya. Namun fokus masyarakat kepada kesehatan bapak.
Sedangkan di satu sisi, stunting lebih ke kesehatan ibu dan remaja putri. Dirinya mengatakan ada segmentasi antara dua isu tersebut.
"Padahal rokok dan stunting adalah isu yang melibatkan keluarga. Ini ada sedikit gap," pungkas Grace.