Penyandang Penyakit Tidak Menular Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19, Cek Kesehatan Lewat Teknologi
Penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) atau Non-Communicable Diseases (NCDs) adalah kelompok berisiko lebih tinggi menghadapi pandemi Covid-19.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Adi Suhendi
Sedangkan menurut Statista Global Consumer Survey yang dirilis Oktober 2020, Indonesia menjadi negara peringkat ketiga dunia dalam memanfaatkan layanan medis daring setelah Cina dan India.
Disusul di peringkat berikutnya Amerika Serikat dan Inggris.
Dari kelima negara tersebut, Inggris masih menjadi negara dengan pelayanan kesehatan terbaik di dunia.
Konsultan Bedah Kardiak Rumah Sakit Royal Brompton & Harefield Hospitals (RBHH) di Inggris, Sunil Bhudia, mengatakan bahwa negaranya telah menerapkan pelayanan kesehatan berbasis teknologi daring jauh sebelum pandemi.
Pada 2017, Juliet Bauer, Director of Digital Experience di NHS England, yang merupakan bagian dari National Health Service (NHS), sebuah sistem perawatan kesehatan di United Kingdom (UK) dan terbesar di dunia yang didanai secara terpusat, di mana sebagian besar berasal dari perpajakan umum dan sebagian lagi berasal asuransi nasional.
Juliet Bauer bersama dengan Rachel Murphy, Delivery Director di NHS Digital, mulai mengimplementasikan visi mereka untuk menggunakan teknologi digital dengan menyediakan aplikasi yang dapat dipercaya untuk memberikan layanan kesehatan secara digital.
Layanan ini mampu menghubungkan pasien dengan informasi dan layanan yang dibutuhkan secara nyaman dan terkoordinasi.
Visi tersebut juga diwujudkan dalam bentuk NHS Digital Apps Library dan juga Mobile Health untuk pengembangan aplikasi yang dapat diakses pada laman developer.nhs.uk.
Seperti di Indonesia, pengguna layanan kesehatan digital di Inggris meningkat pesat seiring merebaknya wabah Covid-19.
Sunil Bhudia mengatakan peningkatan ini terjadi di kelompok penderita penyakit tidak menular.
Pemerintah dan penyedia layanan medis di Inggris juga terus mengkampanyekan konsultasi virtual untuk pasien PTM dengan membangun kesadaran pentingnya cek kesehatan rutin.
"Hal ini juga dilakukan untuk mengurangi jumlah orang yang datang ke rumah sakit, sehingga mencegah adanya kemunculan klaster Covid-19 rumah sakit," ujar Sunil.
Dari pengalaman di negaranya, Sunil Bhudia mengatakan konsultasi medis secara virtual tidak mengurangi tingkat efektivitas diagnosis.
Kendati tidak bertatap muka secara langsung, para pasien bisa mengirimkan foto atau video atas keluhan yang dialami untuk menguatkan penjelasan mengenai penyakit yang dideritanya.
Di sisi dokter, menurut Sunil, mereka akan mengoptimalkan penggunaan layanan konsultasi virtual untuk memonitor para pasien secara berkala.